Renungan Mezbah Keluarga - Jumat, 29 Juli 2016

Bacaan: Matius 25:31-46

Berikut kutipan percakapan lewat WA dengan seorang rekan dari Surabaya perihal mujizat yg bisa kerjakan bagi Allah;

"Pak, Saya ragu apakah bisa melakukan mujizat bagi Tuhan dan sesama?"

"Nah, disinilah kelirunya.. kita sering hanya memperhatikan mujizat sebagai peristiwa besar yg Allah buat bagi kita dan lupa untuk berbuat sesuatu yg besar bagi Allah."

"Saya merasakan mujizat Tuhan itu melimpah sepanjang hidup saya, namun saya tidak mampu melakukan mujizat yg sepadan dengan mujizatNya."

"Tuhan itu maha kuasa dan Ia memang tak memerlukan mujizat kita untukNya. Yang Ia mau adalah kita melakukan sesuatu yg penting dan besar bagi orang lain dan kehidupan sebagai rasa syukur kita kepadaNya. Bukankah Tuhan Yesus berkata..apapun yg kamu lakukan untuk salah seorang yg paling hina ini..kamu lakukan untuk Aku??"

"Iya,pak....tapi tidak ada perbuatan saya yg sebanding dengan perbuatanNya. Perbuatan yg saya kerjakan itu biasa2 saja."

"Tidak ada tuntutan dalam Alkitab agar kita melakukan perbuatan yg SEBANDING dengan kasih dan mujizatNya. Sebab kalau hal itu bisa kita dilakukan maka kita tidak membutuhkan Tuhan. Kita menjadi sombong karena merasa bisa membalas kasih Tuhan sebanding dengan apa yg IA lakukan"

"Tapi pak..kalau biasa biasa saja kan bukan mujizat namanya?"

"Mungkin yg kita kerjakan itu nampak biasa2 saja, tetapi tahukah kita bahwa bagi orang lain bisa jadi itu adalah mujizat yg besar. Bayangkan, seandainya hari ini ada seorang ibu yang sudah diambang frustasi, karena sudah 2 hari ia tidak bisa memberi makan anaknya. Nah, tiba2 Anda memberinya dua bungkus nasi. Mungkin bagimu itu adalah hal kecil dan biasa..tetapi tahukah Anda bahwa bagi si ibu miskin tsb adalah hal yg extraordinary? ia menemukan mujizat yg besar, sehingga sepanjang hari itu tak hentinya ia bersyukur kepada Tuhan."

Yup..! Itu adalah mujizat yang bisa kita kerjakan bagiNya dan yang menyenangkan hatiNya.

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment