Next Project : Bantuan Kendaraan untuk GKJW Sumber Pakem - Jember

Teman-teman terkasih, IKAT PD STTS sekali lagi mengadakan penggalangan dana untuk mensupport saudara-saudara kita di GKJW Sumber Pakem Jember.

Dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan mobil pick-up sebagai sarana pengangkut alat pertanian berupa mesin pengolah pupuk, pengangkut ternak dan operasional gereja sendiri.
 

 


Mohon 3-D nya
  • Doa
  • Dana, bisa ditransfer ke rekening IKAT PD STTS : BCA cab Margomulyo – Surabaya a/c : 463-182-6606 (Santoso Utomo)
  • Dukungan Publikasi ke rekan yg tidak tergabung di grup.
Tuhan memberkati ...

Renungan Mezbah Keluarga #17E16

Bacaan: Matius 13:3-23

ANSWER

Hari ini kita sampai pada huruf "A" dari uraian KABAR BAIK yang R E L E V A N.  A = Answer atau Jawaban. Yup.. Injil harus menjadi jawaban dari intisari kebutuhan manusia. Apa itu? Sandang? Pangan? Papan? Aktualisasi diri? Kesehatan? Kekuasaan? Kejayaan? Ya..semuanya itu memang penting sebagaimana yang dikatakan oleh Tuhan Yesus: "Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:32-33)

Semua pemenuhan kebutuhan material dan emosional itu penting dan yang dikejar oleh manusia sejak bangun tidur sampai menjelang tidur lagi. Tetapi kenyataan hidup yang makin melemah, sakit dan mati menyisakan satu pertanyaan fundamental: "Apa ya memang ini yang menjadi  jawaban atas seluruh kebutuhan manusia?" Ternyata jawabannya adalah TIDAK! Manusia ternyata membutuhkan KEHIDUPAN KEKAL. Yup itulah JAWABAN yang diberikan oleh Injil terhadap makna kehidupan baik saat ini maupun setelah kematian.

Pohon kehidupan itulah yg dicari oleh semua manusia, sejak manusia jatuh dalam dosa. Pohon pengetahuan baik dan benar hanya membuka kesadaran normatif  akan apa/mana yang baik dan apa/mana yang jahat, namun tidak dapat membawa manusia pada kehidupan yg kekal? Hanya jika manusia menemukan pohon kehidupan, maka ia tidak akan lapar dan haus lagi (Yoh 4:13-14). Lalu pertanyaannya adalah apa dan dimana pohon kehidupan itu? Alkitab memberi kesaksian bahwa ada 2 pengertian mengenai pohon kehidupan:

Pertama, pohon kehidupan yang ada tertanam di langit dan bumi yang baru. Kitab Wahyu 22: 2 mencatat:
"Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa."
Kedua, pohon kehidupan yang mewujud hadir dalam diri Yesus Kristus, benih ilahi yg manjadi jalan kebenaran dan hidup. Yesus berkata: Tidak ada seorangpun yg (bisa) datang kepada Bapa (ke taman Eden Bapa) jika tidak melalui Aku (sang pohon kehidupan).

Wow...
Sungguh sangat menarik kalau kita membaca uraian yg dipaparkan Injil Yohanes tentang Yesus sebagai pokok anggur. Setelah Yesus menyatakan diriNya sebagai jalan, kebenaran dan hidup (pasal 14), maka pada pasal 15 secara eksplisit Yesus menjelaskan diriNya sebagai pohon kehidupan. Yesus berkata: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."

Jadi sekarang, terjawablah sudah rahasia tentang pohon kehidupan, yang akan membawa manusia pada kehidupan yg kekal. Itulah yang kita bawa sebagai KABAR BAIK..bagi segala bangsa.

TAD

Renungan Mezbah Keluarga #17E15

Bacaan: Mat 6:33

VALUE

Pengalaman iman dan perjumpaan dengan TUHAN akan menghasilkan value atau nilai nilai hidup yang baru, yang disebut sebagai nilai KERAJAAN ALLAH. Itulah nilai INJIL yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan yang seharusnya diajarkan oleh Gereja (secara konsisten) sampai hari ini.

Gereja jangan sibuk berdebat soal dogma, hukum benar atau salah, haram atau halal,  sahabat atau kafir...selamat atau tidak selamat, menjadi besar atau kecil...sebab itu bukan nilai utama yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Nilai utama yang dituliskan dalam seluruh kitab Injil sebagai perwataan kabar baik itu adalah KERAJAAN ALLAH dan kebenarannya.

Pesan dari nilai nilai Kerajaan Allah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam kotbahNya di bukit (Matius pasal 5-7) memang "menjungkir-balikkan" logika banyak orang. Nilai nilai tsb nampaknya lemah tetapi justru itulah yang akan mempermalukan dunia. Rasul Paulus menjelaskan: "..dan apa yg lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan yg kuat...supaya jangan ada seorang manusiapun yg memegahkan diri dihadapan Allah." (I Kor 1:27-29)
Yup, itulah logika Kerajaan Allah yang "sungsang". Melaluinya kita diajak memasuki dimensi kekuatan kuasa Allah yang sedang bekerja diantara kita.

Dalam Injil Lukas 15, Kerajaan Allah digambarkan lebih berharga dari pada bisnis (domba), lebih berharga dari pada kekayaan (dirham), dan bahkan lebih berharga dari pada keluarga (anak). Jika KERAJAAN ALLAH itu ditemukan, maka akan ada sukacita yang sangat besar pada dirinya, tetangganya bahkan malaikat malaikat di Surga ikut bersuka cita ( Lukas 15:7,10). Karena itu : "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:25,33)

Jadi,
Marilah kita praktekkan dan ajarkan nilai nilai Kerajaan Allah itu dalam hidup kita dan Gereja. Sebab itu adalah KABAR BAIK yang sangat powerful, yang akan mengubahkan pandangan dan cara hidup banyak orang. Mungkin kita segera bertanya: "Seperti apa nilai nilai Kerajaan Allah yang sangat powerful itu?  dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan? Jawabnya: silahkan baca kembali Renungan MK tanggal 7 Maret 2017 sampai 18 Maret 2017 yang sudah dibagikan. Semua sudah dipaparkan disana.

TAD

Renungan Mezbah Keluarga #17E13

Bacaan: Mat 28: 18-20

ENCOUNTER

Mengapa sih kita (Gereja) perlu memberitakan Injil (KABAR BAIK) kepada semua orang? Tidakkah lebih baik membiarkan orang pada pilihannya masing masing? Jangan saling mengganggu atau membujuk orang yang sudah memiliki agama atau kepercayaan lain untuk menjadi Kristen. Yup..! Tepat. Selain dari apa yang sudah diuraikan sebelumnya, tujuan mengabarkan Injil atau KABAR BAIK bukanlah untuk menjadikan orang (yang beragama lain) untuk berpindah agama menjadi penganut agama Kristen. Sebab kalau itu tujuan utamanya maka apa yang diajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus gagal total.

Jika kita menyimak dengan baik ajaran dan teladan yang diberikan oleh Tuhan Yesus dalam mewartakan KABAR BAIK, maka ada 2 tujuan yang sangat Yesus tekankan, yakni :

1. KESATUAN
Kerinduan Tuhan Yesus ini tercermin dengan jelas pada isi doaNya yang dicatat dalam Injil Yohanes 17:18 "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
(Yohanes 17:20-21). Jadi Yesus bukan hanya berdoa untuk para pengikutNya saja  tetapi juga kepada orang orang (lain) agar kita semua mengalami PERJUMPAAN dan KESATUAN dengan ALLAH. Ini jauuuuh lebih penting dari pada status keagamaan.

2. KEMURIDAN
Sebelum Tuhan Yesus naik ke Sorga untuk kembali menyatu dengan BAPANYA, Ia memberikan perintah demikian: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20). Perintah Yesus jelas...agar kita menjadi murid yang memuridkan. Nah jika DOA AGUNG dan AMANAT AGUNG ini di hubungkan, maka perintah memuridkan ini bukan semata mata menjadikan orang lain berubah agama menjadi Kristen....BUKAN! Perintah Tuhan Yesus ini mengajak dan mengajar (diri kita sendiri dan orang lain) untuk mengalami PERJUMPAAN dan PENYATUAN dengan Yesus yang adalah FIRMAN. Firman ini tentu tidak sama dengan agama. FIRMAN itu jauh lrbih penting dari agama sebab Firman adalah sumber kehidupan, FIRMAN itu adalah Allah.

Jadi kata kunci nya disini adalah ENCOUNTER atau PERJUMPAAN. Pemberitaan Injil itu harus menghasilkan perjumpaan yang intim dan indah antara manusia dengan Allah,
antara si murid dengan Sang Guru...

setelah itu...biarkan roh Kudus yang bekerja


TAD

Renungan Mezbah Keluarga #17E12

Bacaan : Matius 7:17-21

LIFESTYLE

Saat kami membahas kitab Galatia pasal 4 dalam acara Pemahaman Alkitab hari Rabu kemarin, makin tahulah kami bagaimana kami harus hidup sebagai pewaris janji Abraham. Pewaris yang sudah akil balik, yang hidup oleh dan untuk  kasih karunia dan bukan lagi hidup oleh dan untuk aturan aturan agama. Artinya agama (tradisi dan hukum agama) bukan menjadi tujuan, melainkan alat bantu untuk mencapai kematangan iman, pengetahuan yang benar tentang Allah dan tingkat kedewasaan penuh dalam mengambil keputusan.

Agama doktriner (tradisi dan hukum) itu memang diperlukan saat kita masih kanak kanak agar tidak diombang ambingkan oleh rupa rupa pengajaran, oleh permainan palsu manusia dan kelicikan yang menyesatkan. Tetapi saat kita menjadi dewasa (dalam iman, pengetahuan dan kerohanian), maka agama kehidupan itulah yang lebih diutamakan. Agama kehidupan disini diartikan pada prilaku nyata hidup kita sebagai orang beragama dengan merujuk pada aplikasi keyakinan iman dikehidupan nyata (menjadi lifestyle) dan tidak lagi berkutat-debat pada kesatuan pakaian (hukum dan tradisi). Agama kehidupan akan membawa kita untuk berani memasuki ke dimensi hakekat (esoteris), yang meleburkan semua pendaran warna mejikuhibiniu menjadi satu cahaya putih saja yang disebut TERANG.. Nah..itulah KABAR BAIK bagi semua makhluk.

Tuhan Yesus memberikan gambaran agama kehidupan itu seperti pohon dan buahnya:

"Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:17-21)

Yup...
Itulah gambaran akil balik (kedewasaan) orang yang beragama...yakni menghasilkan buah buah nyata yang baik bagi kehidupan..

Ingat buah itu mencerminkan kualitas pohonnya. Jika pohonnya baik..pastilah akan menghasilkan buah yang baik. Sebaliknya jika buahnya (praktek kehidupan penganutnya) ternyata kasar, memprekteklan kekerasan, intimidatif, manipulatif dan sombong...maka kita juga akan tahu bagaimana kualitas pohonnya.
Sebab dari buahnya kamu akan mengenal pohonnya

Bagaimana dengan kekristenan?
Pohon dan buah seperti apakah yang seharusnya dipraktek-hasilkan dalam kehidupan?

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi secara tak langsung memberikan gambaran "pohon dan buah" sebagai berikut: "Jadi karena dalam Kristus (sebagai sang pokok pohon) ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan (menghasilkan buah buah) ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.(Filipi 2:1-4)

Itulah pohon dan buah kehidupan yang harus kita (Gereja) tanam-hasilkan, agar dunia dapat melihat adanya korelasi  yang konkruen antara sang pokok pohon (Kristus) dengan buah (gaya hidup Gereja) yang baik...yang ramah, penuh kasih dan belaskasihan, rendah hati dan tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri..tetapi kepentingan orang lain juga..khususnya dalam membangun RUMAH BERSAMA yang bernama:
I N D O N E S I A


TAD

Renungan Mezbah Keluarga #17E11

Bacaan : Filipi 2:5-8

EMPATHY

Injil harus diberitakan dengan sikap hati dan cara yang empatik, bukan triumphalistik. Mungkin ada yang masih belum jelas mengenai empati ini. Empati adalah sikap hati yang membuat orang merasa dirinya dalam keadaan, perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain. Dalam istilah lain, empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari diri sendiri atas  perasaan seseorang, lalu bertindak untuk membantu orang tersebut. Pendek kata empati itu: 

  1. peka untuk memahami perasaan dan kebutuhan orang lain
  2. menempatkan diri sebagaimana posisi orang tsb
  3. bertindak untuk menolong orang tsb.

Itulah yang dicontohkan dan diperintahkan oleh Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan oleh rasul Paulus:
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:5-8)

Sekarang pertanyaannya: Dapatkah Gereja berlaku empatik dalam membawa KABAR BAIK bagi lingkungannya? Tentu saja dapat! Dengan cara apa? Dengan cara HADIR dikehidupan dan menjadi bagian dalam kehidupan orang yang membutuhkan KABAR BAIK. Adalah seorang pendeta GPDI yang bernama Agus Tato (karena tubuhnya penuh tato) yang terpanggil untuk HADIR dan melayani anak anak para PSK di Banjir Kanal Timur Semarang. Sudah lebih dari 10 tahun Pdt. Agus (dan Gerejanya) membagi hidup dan KABAR BAIK untuk para waria, PSK dan anak anak PSK ditempat kumuh tsb. "Kalau tidak ada yang ngaruhke, kasihan masa depan anak-anak itu. Karena itu, saya mau mendampingi mereka,’’ ucap Pdt. Agus.

Nah, itulah contoh empati yang bisa dilakukan oleh Gereja bagi dunia, yakni membawa KABAR BAIK pada orang orang yang membutuhkan, yang "sakit" dan yang  "berdosa". Bukankah untuk itu Injil diberitakan? Yesus berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Markus 2:17)

Tentulah, tidak semua Gereja atau Pendeta harus niru persis plek seperti yang dilakukan oleh Pdt. Agus Tato. Karena kita perlu mencari bentuk dan panggilan kita sendiri sendiri...namun yang pasti kita dan Gereja saat ini terpanggil untuk HADIR dan ber-EMPATI bagi dunia. Sekarang sudah tidak jamannya lagi untuk bertanya berapa banyak orang yang bisa kita (Gereja) hadirkan didalam Gereja...TETAPI bertanyalah berapa  banyak karya karya empatik Gereja yang bisa dihadirkan bagi masyarakat sekitarnya.

Itu KABAR BAIK yang sesungguhnya!

TAD

Renungan Mezbah Keluarga #17E10

Bacaan : Lukas 4: 18-21

RELATED

Pertanyaan mendasar yang harus kita tanyakan sebelum memberitakan Injil adalah apa kaitannya Injil dengan kehidupan saya, engkau; kita dan mereka? Itu berarti Injil harus punya relasi dengan kehidupan SEMUA ORANG, bahkan segala makhluk (Markus 16: 15). Lalu, Injil seperti apakah yang related dan relevan dengan kehidupan kita (dan semua makhluk) disepanjang jaman? Yup... Injil yang memuat dua pesan yakni PENGHARAPAN dan PEMBEBASAN.

Itulah Injil yang dibawa, diwartakan, dan digenapi dalam dan melalui Yesus Kristus. Lukas mencatat Yesus tampil dengan pesan Injil yang sangat jelas dan lugas:

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan KABAR BAIK (Injil) kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19 )

Mari kita urai (yang walaupun sudah sangat jelas) perkataan Tuhan Yesus itu untuk melihat relevansi Injil bagi dunia.

Pertama, "Roh Tuhan ada padaku oleh sebab Ia telah mengurapi aku."
Apa yang dikatakan oleh Yesus ini dikutip dari kitab Yesaya 61:1 yang merupakan PENGHARAPAN dari umat Allah yang tertindas dan tercerai berai. Jadi ini bukan suatu statemen yang menyatakan bahwa kami memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain (dunia), sehingga dengan bangga (baca: sombong) kami bisa memberikan kabar baik itu bagi Anda atau dunia. Bukan! Ungkapan ini lebih pada PENGHARAPAN bahwa kami juga sekeng, miskin, buta dan tertindas. KITA semua membutuhkan pertolongan Roh Allah..KITA semua membutuhkan Injil..KITA semua membutuhkan kabar baik itu.


Kedua, untuk menyampaikan KABAR BAIK.
Ambil contoh Ahok. Ia telah melayani rakyat Jakarta sebagai pembawa kabar baik atau Injil. Apakah agenda Ahok itu menobatkan sebanyak mungkin orang untuk menjadi Kristen? Tidak! Sebab KABAR BAIK yang disampaikan dan dipraktekkan oleh Ahok adalah KABAR BAIK seperti yang Yesus ajarkan (yang jauh dari agenda politis Gereja atau kepentingan denominasi tertentu), yakni :

  1. PENGHARAPAN kepada orang orang miskin. Ahok tidak datang sebagai bos kaya yang bagi bagi janji pengharapan yang meninabobokkan, tetapi ia menjadi bagian dari rakyat miskin untuk bersama sama membangun harapan perubahan hidup bersama sama. Birokrasi yang korup dibersihkan, aliran aliran yang mampet di lancarkan...sehingga rakyat miskin diangkat derajatnya hingga dompet, perut dan otak nya mulai terisi. Nah, itulah kabar baik yang konkret bagi orang orang miskin. Kabar baik yang "nguwongke" orang. 
  2. PEMBEBASAN bagi yang buta, tawanan dan tertindas. Ya injil hanya akan disebut Injil jika memiliki kaitan (related) dengan berita dan karya pembebasan. Walau untuk itu pewarta Injil (katakanlah sebagai contohnya Ahok) kini malah menjadi tawanan yang tertindas. Namun dengan apa yang dialaminya ini...mata semua orang yang "buta" mulai tercelikkan. Para pendakwa maupun pembela..bisa melihat apakah kabar baik yang dibawa oleh Ahok membebaskan manusia dari belengggu SARA. Kabar baik harus melampaui agama...kabar baik harus membebaskan manusia untuk bisa berjumpa dengan titik sadar kemanusiaannya dan titik jumpa dengan Roh Allahnya.

Mata Gereja kini terbuka... bahwa KABAR BAIK itu harus diwartakan oleh kita semua. Ahok bukan Yesus...tentu! Karena sangat jauuuh jika harus disanding-bandingkan dengan Yesus. Tetapi Ahok dan Yesus berjuang untuk kabar baik yang sama yakni PENGHARAPAN dan PEMBEBASAN. Ahok membawa momentum kesadaran agar kabar baik harus DIGENAPKAN..tidak cukup diwartakan saja.

Sebab itu....sekaranglah waktunya dimana Gereja dan semua orang yang merindukan PENGHARAPAN dan PEMBEBASAN membangun relasi bekerja sama untuk mewartakan dan menggenapkan KABAR BAIK itu.

Ya..sekaranglah waktunya..!

TAD