Renungan Mezbah Keluarga #17E12

Bacaan : Matius 7:17-21

LIFESTYLE

Saat kami membahas kitab Galatia pasal 4 dalam acara Pemahaman Alkitab hari Rabu kemarin, makin tahulah kami bagaimana kami harus hidup sebagai pewaris janji Abraham. Pewaris yang sudah akil balik, yang hidup oleh dan untuk  kasih karunia dan bukan lagi hidup oleh dan untuk aturan aturan agama. Artinya agama (tradisi dan hukum agama) bukan menjadi tujuan, melainkan alat bantu untuk mencapai kematangan iman, pengetahuan yang benar tentang Allah dan tingkat kedewasaan penuh dalam mengambil keputusan.

Agama doktriner (tradisi dan hukum) itu memang diperlukan saat kita masih kanak kanak agar tidak diombang ambingkan oleh rupa rupa pengajaran, oleh permainan palsu manusia dan kelicikan yang menyesatkan. Tetapi saat kita menjadi dewasa (dalam iman, pengetahuan dan kerohanian), maka agama kehidupan itulah yang lebih diutamakan. Agama kehidupan disini diartikan pada prilaku nyata hidup kita sebagai orang beragama dengan merujuk pada aplikasi keyakinan iman dikehidupan nyata (menjadi lifestyle) dan tidak lagi berkutat-debat pada kesatuan pakaian (hukum dan tradisi). Agama kehidupan akan membawa kita untuk berani memasuki ke dimensi hakekat (esoteris), yang meleburkan semua pendaran warna mejikuhibiniu menjadi satu cahaya putih saja yang disebut TERANG.. Nah..itulah KABAR BAIK bagi semua makhluk.

Tuhan Yesus memberikan gambaran agama kehidupan itu seperti pohon dan buahnya:

"Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:17-21)

Yup...
Itulah gambaran akil balik (kedewasaan) orang yang beragama...yakni menghasilkan buah buah nyata yang baik bagi kehidupan..

Ingat buah itu mencerminkan kualitas pohonnya. Jika pohonnya baik..pastilah akan menghasilkan buah yang baik. Sebaliknya jika buahnya (praktek kehidupan penganutnya) ternyata kasar, memprekteklan kekerasan, intimidatif, manipulatif dan sombong...maka kita juga akan tahu bagaimana kualitas pohonnya.
Sebab dari buahnya kamu akan mengenal pohonnya

Bagaimana dengan kekristenan?
Pohon dan buah seperti apakah yang seharusnya dipraktek-hasilkan dalam kehidupan?

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi secara tak langsung memberikan gambaran "pohon dan buah" sebagai berikut: "Jadi karena dalam Kristus (sebagai sang pokok pohon) ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan (menghasilkan buah buah) ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.(Filipi 2:1-4)

Itulah pohon dan buah kehidupan yang harus kita (Gereja) tanam-hasilkan, agar dunia dapat melihat adanya korelasi  yang konkruen antara sang pokok pohon (Kristus) dengan buah (gaya hidup Gereja) yang baik...yang ramah, penuh kasih dan belaskasihan, rendah hati dan tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri..tetapi kepentingan orang lain juga..khususnya dalam membangun RUMAH BERSAMA yang bernama:
I N D O N E S I A


TAD

No comments:

Post a Comment