Renungan Mezbah Keluarga #17E10

Bacaan : Lukas 4: 18-21

RELATED

Pertanyaan mendasar yang harus kita tanyakan sebelum memberitakan Injil adalah apa kaitannya Injil dengan kehidupan saya, engkau; kita dan mereka? Itu berarti Injil harus punya relasi dengan kehidupan SEMUA ORANG, bahkan segala makhluk (Markus 16: 15). Lalu, Injil seperti apakah yang related dan relevan dengan kehidupan kita (dan semua makhluk) disepanjang jaman? Yup... Injil yang memuat dua pesan yakni PENGHARAPAN dan PEMBEBASAN.

Itulah Injil yang dibawa, diwartakan, dan digenapi dalam dan melalui Yesus Kristus. Lukas mencatat Yesus tampil dengan pesan Injil yang sangat jelas dan lugas:

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan KABAR BAIK (Injil) kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19 )

Mari kita urai (yang walaupun sudah sangat jelas) perkataan Tuhan Yesus itu untuk melihat relevansi Injil bagi dunia.

Pertama, "Roh Tuhan ada padaku oleh sebab Ia telah mengurapi aku."
Apa yang dikatakan oleh Yesus ini dikutip dari kitab Yesaya 61:1 yang merupakan PENGHARAPAN dari umat Allah yang tertindas dan tercerai berai. Jadi ini bukan suatu statemen yang menyatakan bahwa kami memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain (dunia), sehingga dengan bangga (baca: sombong) kami bisa memberikan kabar baik itu bagi Anda atau dunia. Bukan! Ungkapan ini lebih pada PENGHARAPAN bahwa kami juga sekeng, miskin, buta dan tertindas. KITA semua membutuhkan pertolongan Roh Allah..KITA semua membutuhkan Injil..KITA semua membutuhkan kabar baik itu.


Kedua, untuk menyampaikan KABAR BAIK.
Ambil contoh Ahok. Ia telah melayani rakyat Jakarta sebagai pembawa kabar baik atau Injil. Apakah agenda Ahok itu menobatkan sebanyak mungkin orang untuk menjadi Kristen? Tidak! Sebab KABAR BAIK yang disampaikan dan dipraktekkan oleh Ahok adalah KABAR BAIK seperti yang Yesus ajarkan (yang jauh dari agenda politis Gereja atau kepentingan denominasi tertentu), yakni :

  1. PENGHARAPAN kepada orang orang miskin. Ahok tidak datang sebagai bos kaya yang bagi bagi janji pengharapan yang meninabobokkan, tetapi ia menjadi bagian dari rakyat miskin untuk bersama sama membangun harapan perubahan hidup bersama sama. Birokrasi yang korup dibersihkan, aliran aliran yang mampet di lancarkan...sehingga rakyat miskin diangkat derajatnya hingga dompet, perut dan otak nya mulai terisi. Nah, itulah kabar baik yang konkret bagi orang orang miskin. Kabar baik yang "nguwongke" orang. 
  2. PEMBEBASAN bagi yang buta, tawanan dan tertindas. Ya injil hanya akan disebut Injil jika memiliki kaitan (related) dengan berita dan karya pembebasan. Walau untuk itu pewarta Injil (katakanlah sebagai contohnya Ahok) kini malah menjadi tawanan yang tertindas. Namun dengan apa yang dialaminya ini...mata semua orang yang "buta" mulai tercelikkan. Para pendakwa maupun pembela..bisa melihat apakah kabar baik yang dibawa oleh Ahok membebaskan manusia dari belengggu SARA. Kabar baik harus melampaui agama...kabar baik harus membebaskan manusia untuk bisa berjumpa dengan titik sadar kemanusiaannya dan titik jumpa dengan Roh Allahnya.

Mata Gereja kini terbuka... bahwa KABAR BAIK itu harus diwartakan oleh kita semua. Ahok bukan Yesus...tentu! Karena sangat jauuuh jika harus disanding-bandingkan dengan Yesus. Tetapi Ahok dan Yesus berjuang untuk kabar baik yang sama yakni PENGHARAPAN dan PEMBEBASAN. Ahok membawa momentum kesadaran agar kabar baik harus DIGENAPKAN..tidak cukup diwartakan saja.

Sebab itu....sekaranglah waktunya dimana Gereja dan semua orang yang merindukan PENGHARAPAN dan PEMBEBASAN membangun relasi bekerja sama untuk mewartakan dan menggenapkan KABAR BAIK itu.

Ya..sekaranglah waktunya..!

TAD

No comments:

Post a Comment