Renungan Mezbah Keluarga #17B28

Bacaan: Matius 13:3-23

Kekuatiran yang proporsional itu yang bagaimana? Dapatkah kita menakarnya? Sedang kita hidup ini dari bangun tidur sampai menjelang tidur dihadapkan pada banyak ragam kekuatiran. Telat berangkat kerja 10 menit saja, jalan sudah macet. Ada demo macet...Hujan deras macet. Hidup itu keras..Para pahlawan cepat sekali gugur di dompet kita, sebagian besar warganya sudah terkena PPH21 lagi...(Pas Pasan Hidup sampai tanggal 21).. Hadeww pokoknya mumet ngatur keuangan sekarang ini. Lihat pertengkaran di rumah tangga sekarang ini banyak disebabkan oleh masalah keuangan dan kekuatiran. Kerena itu kotbah tentang "jangan kamu kuatir" atau "hati hati terhadap tipu daya kekayaan", menjadi riskan untuk disampaikan, jika tidak disertai dengan pemaknaan yang utuh dan contoh penerapan yang konkrit. Sebab kompleksitas kekuatiran dan takaran kekayaan ini akan sangat berbeda bagi satu jemaat dengan jemaat yang lain.
Nah, kembali kepada pertanyaan diawal, bagaimana kita menakar kekuatiran agar bisa dikelola secara proporsional? Untuk menjawab hal tsb, mari kita kembali pada perumpamaan tentang benih yang jatuh disemak duri.
Pertama, sadarilah bahwa benih (Firman, Kehidupan dan Roh) yang ditaburkan oleh TUHAN dalam hidup kita itu bukan benih kekuatiran melainkan benih Kerajaan Allah yang membangkitkan kekuatan. Firman Tuhan berkata: "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (II Tim 1:7). Nah pegang itu!
Kedua, tumbuhkanlah benih Firman dan Roh yang berisi kekuatan, kasih dan ketertiban itu dalam hidup kita setiap hari. Mari kita latih kekuatan iman kita dari hari kesehari agar makin bertumbuh besar. Caranya? Melihat dari perspektif yg optimis dan positif atas segala peristiwa hidup. Jangan melatih roh kita untuk mengeluh apalagi bersungut sungut.

(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment