Renungan Mezbah Keluarga #17B25

Bacaan: Yohanes 20: 11-18

Itu sebabnya Maria dijumpai dan disapa namanya oleh Yesus secara pribadi. Maria tahu ada "satu pribadi" didepan (malaikat) dibelakangnya (Yesus)..tetapi Maria tak mengenalinya.. ia menyangka pribadi itu "just anybody". Pribadi-pribadi yg tidak penting atau yg bakalan sibuk dengan urusannya masing2. Pribadi pribadi yg tidak bakal mengerti dan peduli dengan kesedihan dan kekosongan hatinya. Tetapi saat pribadi itu memanggil namanya "Maria!", maka terbukalah mata Maria bahwa pribadi itu bukan sekedar anybody..pribadi itu adalah Yesus. Ya....hanya Yesuslah yg mengenali namanya dan ia pun mengenali suaraNya... Sama seperti gembala yang baik, yang mengenal nama domba dombanya dan domba dombanya pun mengenal suara gembalanya (Yoh 10:27).

Saudaraku,
Saat engkau "manangis disamping kubur", saat itulah engkau merasakan kekeringan, kebosanan, kehampaan dan penderitaan batin, kesendirian dan kehilangan secara batiniah. Nah..saat itulah engkau tidak dapat lagi melihat kehadiran pribadi lain kecuali dirimu sendiri.. bahkan pribadi Yesus yang hadirpun tak kau sadari. Saat seperti itulah engkau membutuhkan keteduhan hati...silent and listen. Hanya dalam tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu (Yes 30:15). Ya, hanya dalam keheningan batin itulah seluruh lintasan kegalauan pikiran akan reda dan engkau akan mendengar dengan jelas namamu disebut.

Sayang sekali saat ini...banyak Agama dan Gereja mencari TUHAN dalam kegaduhan...dan melupakan keheningan. Kegaduhan untuk membuktikan dirinya paling benar dan paling besar. Kegaduhan untuk menciptakan segregasi dan kebencian..ketimbang membangun relasi intim dengan TUHAN.. Ini tentu sangatlah memprihatinkan..sebab TUHAN bersabda: "Kegaduhan orang-orang luar Kaudiamkan; seperti panas terik ditiadakan oleh naungan awan, demikianlah nyanyian orang-orang yang gagah sombong ditiadakan." (Yes 25:5)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B24

Bacaan: Yohanes 20: 11-18

Membaca kembali Injil Yohanes 20, kita akan diajak untuk mengungkapkan perasaan dan kebutuhan kita yg paling dalam yakni kebutuhan untuk berjumpa kembali dengan Yesus yg hidup. Begitu para murid mendengar bahwa Yesus tidak ada dalam kuburNya, Petrus dan Yohanes segera berlari melihat kubur Yesus. Sesampai di kubur Yesus, Petrus memperhatikan dgn detil semua yg pernah dikenakan oleh Yesus, seperti kain kafan dan kain peluh yg tergulung rapi, tetapi tak ada Yesus disana. Maka merekapun kembali pulang ke rumah, ketempat dimana mereka biasa berkumpul untuk berkisah tentang Yesus.
Sementara itu tinggal Maria yg masih tetap di dekat kubur dan menangis. Lalu tampaklah 2 malaikat yg berpakaian putih, seorang duduk dekat sebelah kepala dan yg seorang lain disebelah kaki ditempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yg mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. (Yohanes 20:13-16).

Saudara,
Perjumpaan dgn Yesus itu merupakan jantung spiritualitas Kristiani. Kesadaran spiritualitas itu terjadi saat kita
mendengar nama kita dipanggil Tuhan mungkin lebih dari pada pribadi (apapun bentuknya), tetapi Tuhan tidak mungkin kurang dari pribadi. Setiap spiritualitas yg menghilangkan kahadiran Tuhan sbg pribadi, akan menghilangkan juga hubungan2 kita dengan Tuhan yg sangat pribadi.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B23

Bacaan: Yohanes 20: 11-18

Situasi kekeringan rohani ini bisa digambarkan seperti situasi yg dialami oleh para murid saat Yesus mati dan dikuburkan. Tidak ada lagi pengajaran yg membangkitkan roh, rangkaian mujizat yg mengherankan, sapaan yg menyembuhkan serta arakan kegairahan yg massive. Kini Yesus telah mati dan dikuburkan. Semua murid terdiam dengan lintasan gejolak pertanyaan masing masing. Percakapan menjadi kaku dengan mengulang pokok pertanyaan yg sama...dan tentu dengan jawaban yg intinya sama juga. (Inilah cerminan gereja saat ini..banyak bicara dan mengulang pokok yg sama...tanpa sentuhan perjumpaan spiritual yg nyata). Kehidupan doa bersama dengan Yesus mulai mengering, kegairahan belajar Firman Allah mulai manyusut baik kuantitas maupun kualitasnya. Perjalanan pelayanan dari satu daerah ke daerah lainnya mulai terhenti dalam tembok dan pintu yg tertutup rapat.  Yesus telah mati dan dikuburkan. Demikian pula iman para pengikutNya!
Adalah Maria yg keluar dari situasi  kosong dan kekeringan spirtual yg melemahkan itu. Pagi pagi benar ketika hari masih gelap (ketika kegalauan masih gelap menyelimuti), Maria bangkit pergi menjumpai Yesus. Tetapi betapa terkejutnya ia saat menjumpai bahwa batu penutup kubur telah diambil dari kubur. Maka ia berlari lari mendapatkan Simon Petrus dan murid murid lainnya, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami TIDAK TAHU dimana IA diletakkan." (Yoh 20:2).

Saudara..
Persis seperti perasaan dan pengertian Maria itulah yg kita (gereja) rasakan saat ini. Pasca kebangkitan Yesus, kita mendapati kubur yg kosong...tak ada Yesus disana. Yesus telah HILANG diambil orang dan kita tidak tahu dimana IA diletakkan. Ya kita dan gereja banyak mengalami kegamangan spiritual karena tidak tahu dimana Yesus diletakkan. Itulah awal dari sumber kekeringan rohani yg kita dan gereja alami..


(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B22

Bacaan: Matius 13:3-23

Harus disadari bahwa kekeringan spiritual itu bisa terjadi pada siapa saja, bahkan juga pendeta. Bukan berarti aktifitas pelayanannya tidak ada. Oh ada, dan bahkan banyak. Tetapi dalam kesibukan aktifitas pelayanan yg kita dikerjakan, kita merasakan kehampaan dan kekeringan. Tidak seperti dunia pelayanan yg kita kenal waktu masih muda, saat panggilan pelayanan begitu menggelora dlm cinta mula mula. Doa merupakan kegembiraan dan penyegaran roh tiap pagi. Pembacaan Firman merupakan waktu indah yg membangkitkan inspirasi hidup untuk melayani. Persekutuan dan pelayanan begitu hidup dalam semangat voluntiritas yg tinggi..apapun dan kemanapun dibayar dari kantong sendiri.
Kemana hilangnya seluruh antusiasme, sukacita dan energi yang pernah kita miliki itu? Mengapa ada kekosongan ditengah tengah kesibukan aktifitas pelayanan yg tinggi? Kita masih melayani Allah, mendengar kotbah2 yg menambah pengetahuan teologi kita. Kita juga terlibat dalam tanggungjawab organisasi gereja. Namun mengapa roh kita menjadi datar, inspirasi meredup dan ego pribadi kita mudah terluka?
Disiniah kita bertanya: Bagaimana saya bisa memperoleh pembinaan yg bisa membaharui roh kita agar bisa menyala nyala kembali..seumur hidup..dan bukannya seperti benih yg jatuh ditanah tipis berbatu..Bisakah? Mungkinkah?

Saudaraku..
Tentu kami memahami apa yg saat ini banyak dialami oleh banyak gereja.. banyak dialami oleh para pelayan Tuhan termasuk kami.. Kita semua mengalami suasana yang senyap (vakum) seperti para murid yg bersedih karena ditinggal Yesus mati. Kita meratap sedih seperti Maria yg menangis di luar kubur Yesus. Kita seperti murid murid Yesus yg kembali pada kesibukan aktifitas sehari hari, sambil sesekali berkumpul diruang tertutup untuk mengenang pengalaman kebersamaan dengan Yesus dimasa masa lalu. Yesus kita anggap telah mati..dan perlahan lahan spiritualitas kita juga meredup, kering dan...mati.


(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B21

Bacaan: Matius 13:3-23

c) Pragmatis
Mungkin saat ini kita tidak sedang menghadapi penindasan dan penganiayaan seperti yg dialami oleh orang Kristen abad pertama. Namun dalam situasi adem ayem seperti ini justru banyak orang Kristen yg letoy tak berakar kuat, mudah berubah oleh kepentingan. Orang yg seperti itu disebut pragmatis; yg melihat kebenaran sebagai akibat akibat atau hasil yg bermanfaat secara praktis.

Dalam dunia politik ada adagium: "tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan." Disinilah nilai kejujuran, ketekunan, konsistensi, dan integritas dipertanyakan. Adakah contohnya dalam Alkitab? Oh ada namanya Yudas Iskariot. Ia mengikuti Yesus saat semua orang datang memujaNya, tetapi ketika ia melihat ada koalisi besar antara para imam, orang Farisi dan Saduki, Herodes dan Romawi yg bersiap untuk menangkap Yesus; maka Yudas berbalik menjualNya seharga 30 keping perak.
Adakah contoh pertemanan sejati yg bebas dari kepentingan pragmatis? Ada yakni Rut dan Naomi. Saat kedua anak Naomi, Mahon dan Kiyon meninggal, maka ia bekata kepada kedua menantunya Orpa dan Rut untuk kembali ke kaumnya sebab Naomi akan kembali ke tanah Yehuda. Orpa kembali kekeluarganya, sedang Rut tetap bersikeras mengikuti Naomi. Perhatikan jawaban Rut yg mencerminkan relasi hati yg mengakar dalam: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut 1:16-17).
Wow!!! Itulah integritas! Itulah contoh relasi yg berakar mendalam, tidak mudah berubah oleh kepentingan pragmatis semata.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B20

Bacaan: Matius 13:3-23

b) Emosional
Tentulah emosi itu penting, sebab oleh karena emosi itulah kita bisa menikmati kehidupan dan bisa bersapa dengan anugerah TUHAN. Namun apabila spiritualitas iman kita kepada TUHAN dibangun oleh respon2 emosional semata, maka relasi itu tidak akan bertahan lama saat menghadapi penderitaan, penindasan dan penganiayaan. Hari ini berteriak “haleluya” besuk sudah “halelupa”.
Saudara, pengertian emosional memang tidak harus dikontraskan dengan rasional. Sebab emosi dan rasio sama sama diperlukan bagi pendalaman spiritual yang utuh kokoh. Jika emosi dan rasio ini bisa bergabung dengan baik, maka iman kita akan menjadi kuat dan tangguh (endurance).
Kita tahu bahwa Injil Matius ini (diperkirakan) ditulis sekitar tahun 60-65 M, yakni saat dimana para pengikut Kristus mendapatkan tekanan dan penindasan dibawah pemerintahan Kaisar Nero. Penderitaan mereka itu memuncak saat Nero membakar kota Roma dan memfitnah para pengikut Kristus itulah yang membakarnya. Akibatnya sangatlah tragis, mereka diburu, ditangkapi dan dianiaya, serta dibunuh secara keji. Dalam sebuah arena perlombaan, beberapa orang Kristen ditutupi dengan kulit hewan lalu melepas serombongan anjing pemburu, untuk menggigit dan mencabik-cabik mereka hingga mati. Bagi pengikut Kristus yang masih tersisa, Nero memerintahkan anak buahnya supaya mengikat mereka bersama jerami kering untuk dijadikan obor, dan disusun di dalam sebuah taman, dan dibakar pada tengah malam, menjadi hiburan bagi Nero yang lalim.
Itulah konteks jaman dimana Injil Matius dituliskan. Itulah penggambaran benih yang jatuh ditanah berbatu batu, yang tanahnya tipis, sehingga benih Firman tsb tak sempat berakar dalam. Saat kesulitan, penindasan dan penganiayaan datang, ia segera layu dan murtad.
Mari kita bertanya pada diri sendiri: "bagaimana jika hal itu terjadi pada diri kita? Sanggupkah kita bertahan dalam penindasan dan penganiayaan seperti itu?"

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B18

Bacaan: Matius 13:3-23

2. TANAH YANG BERBATU BATU
Minggu ini kita masuk pada jenis tanah yang kedua yakni tanah yang berbatu. Yesus berkata: “Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.” (ayat 5 dan 6). Lalu Yesus mengartikan perumpaan tsb demikian: “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.” (ayat 20 dan 21)
Apa sih yang sesunguhnya dimaksud dengan tanah yang berbatu batu? Paling tidak ada 3 pengertian mengenai tanah yang berbatu batu ini, yakni:

a) Dangkal
Orang yang dangkal lahan hatinya akan lebih menyukai hal hal yang bersifat kulit, instant dan fashionable saja. Padahal kita tahu spiritualitas itu memerlukan relasi hati, batin dan akal budi yang makin mendalam dari hari kesehari.

Saudaraku, beriman itu bukan sekedar tahu dipikiran dan mengaku diomongan atau status yang sewaktu waktu bisa dikenakan dan ditanggalkan. Bukan! Bukan seperti itu. Yesus dengan tegas berkata: "bukan setiap orang yang berseru seru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk kedalam Kerjan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di Sorga." (Mat 7:21).... "celakalah hai kamu orang orang munafik, sebab kau seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, disebelah luar kamu tampaknya benar dimata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. (Mat 23:27-28)

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B17

Bacaan: Matius 13:3-23

Tidak semua dosa dan kejahatan itu diakibatkan oleh iblis atau roh jahat. Ada juga yg disebabkan oleh niat dari dalam diri sendiri yg jahat. Tahukah kita bahwa sesungguhnya tiap2 orang percaya itu sudah menerima "
tudung pelindung roh" yg tidak akan bisa ditembus oleh panah api si jahat. Ia hanya bisa robek apabila kita sendiri yg dengan sengaja merobeknya dari dalam. Itulah sebabnya  FT mengatakan: "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yak 1:14-15). Contoh: kalau ada seorang koruptor tertangkap tangan oleh KPK, dapatkah ia mengatakan bahwa dirinya tak bersalah dan berdalih bahwa yg korupsi itu iblis/roh jahat yg merasukinya? Sehingga yg diperlukan adalah penengkingan roh korupsi, dan bukannya penjara. Tentu tidak bukan? Saudaraku,,cara berpikir yg demikianlah yang melahirkan banyak roh yg dipersalahkan; ada roh malas, roh jinah, roh bodoh dll.. Alih alih mendidik dan meyadarkan akan kesalahan, orang lebih suka mempersalahkan pihak ketiga yg mengakibatkan terjadinya dosa.
Ketiga, waktu yang jahat.
Waktu yang tidak dipergunakan dengan arif bijaksana bisa menjadi waktu (hari hari) yang jahat. Mari kita perhatikan apa yang dikatakan oleh  rasul Paulus: "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (Efesus 5:15-16). Artinya kealpaan dan kecerobohan kita dalam mempergunakan karunia waktu dihari ini, bisa menjadi bencana yang buruk bagi kehidupan di masa mendatang. Contoh: dosa perselingkuhan yang tidak segera diakhiri hari ini, bisa menjadi bencana yang bisa menenggelamkan bahtera rumah tangga dihari depan. Penyesalan biasanya datang ketika nasi sudah menjadi bubur.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B16

Bacaan: Matius 13:3-23

"Pak, apa maksudnya benih yang dicuri oleh si jahat? Apakah itu berarti iblis yang mencuri benih Firman, kehidupan dan karunia karunia rohani? Apa bisa pak?"
Oh..ya bisa saja.. Alkitab memberikan beberapa gambaran mengenai si jahat ini;

Pertama, roh jahat.
Pengertian roh jahat ini menurut Alkitab ada 2, yakni:
1. Iblis
Inilah yang kita kenal dalam kisah Ayub, dimana iblis ini datang menghadap TUHAN dan meminta ijin untuk mencobai Ayub (Ayub 1: 6-12). Oleh rasul Petrus iblis ini digambarkan seperti seekor singa ganas : "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8).
Pendek kata Iblis ini sejenis pribadi yang jahat yang punya kuasa untuk menjatuhkan dan menelan manusia saat manusia tidak hidup dalam hadirat perlindungan Allah.
2. Evil Spirit
yakni roh roh jahat yang bukan Allah (Ul 32:17). Roh inilah yang menggangu Saul hingga ia kehilangan sukacita dan damai sejahtera. Kalau Ibis itu menggangu dari luar, maka roh jahat akan menggangu dari dalam. Saat Roh TUHAN undur dari Saul maka roh jahat ini yang akan masuk menggantikannya (I Sam 16:14). Hidup yang kosong dan tidak diisi oleh Roh TUHAN akan segera diisi oeh roh jahat (Mat 12:43-45).

Kedua, niat yang jahat
Yup...niat, pikiran dan keinginan yang memanipulasi Firman bisa disebut niat jahat. Tuhan Yesus berkata: "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." (Matius 5:37). Jika kita sudah tahu apa yan benar, namun mengaburkan kebenaran tsb dengan memberikan "penafsiran lain" demi kepentingan tertentu, maka itu disebut niat yg jahat. Inilah yang banyak terjadi sekarang ini, agama dan kitab suci  "ditafsirkan" dan "dipakai" untuk permufakatan jahat demi kepentingan politik tertentu.

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B15

Bacaan: Matius 13:3-23

Ada 3 respon yang harus kita lakukan agar Firman Tuhan tidak hilang dicuri si jahat;

Pertama, tempelkan Firman itu dalam hati kita, supaya tidak mudah hilang. Caranya? Dengan mengatakan AMIN! Ketika kita mendengar Firman Tuhan disampaikan, benih Kerajaan Allah ditaburkan, maka segera katakan "AMIN", yang berarti jadilah padaku menurut perkataanMU itu. Yakini bahwa Firman itu untukmu dan bukan untuk orang lain.

Kedua, renungkan Firman itu siang dan malam (Maz 1:2). Maka ia tidak akan hilang, ia akan tertanam seperti pohon yang ditanam ditepi airan air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Maz 1:3).

Ketiga, menggenapkannya. Artinya mengerjakan apa yang dikehendaki oleh Firman dalam kehidupan kita. Inilah yang dilakukan oleh Yesus saat IA selesai membaca kitab dan mengajar orang banyak: "pada hari ini genaplah Nas ini sewaktu kamu mendengarnya." (Luk 4:21)
Itulah 3 hal yang menjadi respon kita agar benih Kerajaan Allah yang ditaburkan tidak kita abaikan, seperti benih yang jatuh di pingging jalan..dan dicuri si jahat.

c. ABSEN.
Orang yang acuh dan abai, pastilah akan absen hadirnya dalam kehidupan. Ia ada tetapi tidak hadir. Yesus katakan mereka ini seperti garam yang menjadi tawar. Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Matius 5:13) atau terang yang tersembunyi dibawah gantang (Matius 5:14). Ada tapi tak berguna bagi kehidupan.

Jadi, itulah gambaran jenis tanah yang ada di pinggir jalan, yang walaupun ditaburi oleh benih benih Firman, Kehidupan dan Karunia Rohani yang menjadi kunci rahasia Kerajaan Allah...ia segera sirna dicuri si jahat. Hidup yang demikian memang memprihatinkan...siapa bertelinga hendaklah mendengar apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan.
Amin


TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B14

Bacaan: Matius 13:3-23

Kepada orang yg tahu akan kebenaran tetapi memanipulasi kebenaran untuk kepentingannya sendiri, Tuhan Yesus mengingatkan: "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka....Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.." (Matius 7:15, 20-21)

b. ABAI
Orang yang meng-ABAI-kan benih Kerajaan Surga (Firman, Kehidupan dan Karunia Roh) juga tergolong dalam "tanah dipinggir jalan". Mereka sibuk beraktifitas, namun tidak memprioritaskan Injil Kerajaan Allah.. Akibatnya mereka mendengar namun tidak mengerti, melihat namun tidak menganggap; sebab hatinya telah menebal, telinganya berat mendengar dan matanya melekat tertutup (Mat 13:14-15). Pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. (2 Korintus 3:14-15).

Kalau toh katakanlah mereka itu menerima taburan benih Kerajaan Allah dan mengerti..tetapi pengertian itu akan dengan mudah hilang, seperti benih yang diambil burung. Contohnya, minggu lalu mendengarkan kotbah tetapi minggu ini sudah lupa apa yang didengarnya. Wuaaaah, bukankah ini yang sering terjadi pada diri kita? Kita lebih ingat akan lelucon yang disampaikan oleh pendeta di atas mimbar, ketimbang mengingat akan pesan Firman yang disampaikannya. Bahkan ada yang lebih parah lagi....pagi mendengarkan kotbah, waktu pulang ke rumah ditanya oleh istri/suaminya..
"tadi kotbahnya bagaimana?"
Jawabnya: "ya wis gitulah.
"Lho gitu bagaimana? Memang membahas apa tadi?"
"Weleh lupa aku"

Blaik!!! Itu abai namanya.
Nah, lalu bagaimana agar kita bisa mengerti dan tidak mudah melupakan Firman Tuhan?

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B13

Bacaan: Matius 13:3-23

Melanjutkan MK yang lalu...

a. ACUH TAK ACUH
Sikap acuh tak acuh adalah sikap yg tidak memperdulikan, cuek, tidak mengangap bahkan menolak kehadiran Sang Penabur maupun Benih Kerajaan Surga yang ditaburkan. Alkitab dengan jelas mencatat: "Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya." (Yohanes 1:10-11).

Pertanyaan kita, mengapa orang bisa begitu cuek, acuh tak acuh dan bahkan menolak taburan benih Kerajaan Surga? Salah satu alasannya adalah kerena ia MENGERASKAN HATI (Amsal 28:14). Tanah dipinggir jalan adalah gambaran tanah yang sangat keras. Tiap hari ia diinjak injak orang, dilewati roda roda pedati....dan ditimbuni dengan banyak batu dan pasir. Ia yang sudah keras makin dikeraskan dan terus dikeraskan, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain (yang punya kepentingan atas dirinya). Bisa jadi ia sibuk dilintasan kehidupan, tetapi tidak peduli pada kehidupan itu sendiri. Kepada orang yg seperti itu Yesus berkata: "sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yg berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya.." (Matius 13:13-15).
Adakah orang yan seperti itu? Banyak! Bahkan yang lebih ngeri...mereka ini menyatakan diri sebagai orang yang paham agama, ahli mengutip ayat ayat suci, mengenakan jubah simbol simbol imam, berteriak membela Tuhan... namun sesungguhnya hati mereka menebal dan menolak ditumbuhi benih Firman, Kehidupan dan Karunia Roh.

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B11

Bacaan: Matius 13:3-23

Kemana atau kepada siapa benih Kerajaan Allah (Firman, Kehidupan dan Karunia Roh) itu ditaburkan? Apakah kepada orang2 tertentu saja (Yahudi? Kristen? beriman? bertuhan?) atau kepada semua orang? Jawabnya adalah kepada semua orang, yang oleh perumpamaan ini dikelompokkan kedalam 4 model orang, yakni: 1) pinggir jalan, 2) tanah berbatu, 3) tanah beronak duri, 4) tanah yang baik. Mari lebih jelasnya kita akan uraikan satu persatu apa pengertiannya.

1. PINGGIR JALAN
Ada orang yang mengartikan tanah dipinggir jalan, sebagai kelompok orang yang diluar keturunan Abraham atau diluar pewaris janji berkat dan keselamatan. Orang Yahudi menyebutnya sebagai bangsa-bangsa lain (
goyim) atau orang yang tidak mengenal Allah (ethnikos). Ada juga yang mengartikannya sebagai orang yang bebal, yang walaupun sudah tahu kebenaran, namun memilih jalan hidup yang bersebrangan dengan praktek kebenaran. Nah, bagi orang orang yang seperti itulah benih Kerajaan Allah tidak akan mendapat tempat dalam hatinya. Kebenaran akan diabaikan dan kejahatan menjadi buah hidupnya.
Yang menarik dari perumpamaan ini adalah catatan pada ayat 4: "Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis."
Apa artinya? Artinya walaupun mereka ini adalah "goyim" atau "ethnikos" atau "bebal" sekalipun, Sang Penabur tetap menaburkan benih kepada mereka. Benih tsb bukan secara kebetulan saja jatuh di pingiran jalan karena Sang Penabur terlalu kuat saat melemparkan benih2nya. Bukan! Tetapi memang dengan sengaja ditaburkan disana! Lihat kata yang digunakan adalah sama bagi semua jenis lahan yang menerima benih itu, yakni: 'sebagian benih itu jatuh..'. Itu artinya semua menerima porsi yg sama, baik yang disebut umat Allah atau goyim, orang bersunat maupun tak bersunat, orang baik maupun orang jahat, orang benar maupun orang tidak benar (Mat 5:45, Rm 3:30)

Bantuan Dana Renovasi Gereja GKJW Sumberpakem, Kalisat - Jember

20 Desember 2016
Pengumuman di social media IKAT PD STTS. GKJW Sumberpakem, Kalisat - Jember membutuhkan bantuan untuk renovasi gedung gereja yang ambruk


 
10 Januari 2017
Info dari Panitia Pembangunan : 
  1. Dana yg terkumpul sampai hari Rabu,4 Januari 2017 sejumlah Rp.58.839.000,-
  2. Pembongkaran sisa gedung yg roboh senin, 9 Januari 2017
  3. Muspika Kalisat, Kepala Desa Ajung akan bersama ikut untuk pembongkaran dan mengawal pembangunan.
  4. Apabila perlu pengurusan IMB akan dibantu pihak pemerintah.
  5. Lingkungan sekitar membantu warga jemaat (mengijinkan) mengadakan ibadat minggu di rumah warga jmaat teedekat.
  6. gambar rancang bangun di bantu GKI JEMBER dan GKJW Jember. Diperkirakan selesai tanggal 8 Januari 2017. Hal ini diperlukan untuk mengetahui RAB, yg digunakan untuk laporan ke MA GKJW dan mitra sebagai kelengkapan Pengurusan IMB (kalau diperlukan) dan pertanggungjawaban kepada personal dan instansi yg membantu.
  7. Pohon kelapa dan pohon Genitri, bambu dan 3m tanah di bukit sebelah utara akan dipotong dirapikan utk membangun plengsengan.
  8. Luas tanah 12 X 16, akan di bangun perkiraan 10 X 15.

2 Februari 2017
Laporan terakhir dari Biro Dana IKAT, tersedia dana sebesar Rp. 13.604.112.45

3 Februari 2017
Dana diserahkan oleh perwakilan IKAT (Pdt. Martin Krisanto Nugroho) kepada Majelis Jemaat GKJW Sumberpakem


4 Februari 2017
Ucapan terima kasih dari GKJW Sumberpakem



Bantuan Laptop untuk GPDI Sepulu, Bangkalan - Madura

Berikut ini laporan dari misi mendukung hamba Tuhan, berupa bantuan 1 unit laptop untuk GPDI Sepulu, Bangkalan - Madura

29 Oktober 2016
Launching pengumuman

GPDI Sepulu, Bangkalan Madura, membutuhkan Notebook / Laptop, setelah dirundingkan Ikat akan memberikan 1 Unit Laptop seharga 3.5jt, apabila ada teman teman yg terbeban bisa mentransfer dana ke Rek Ikat 4631826606 an Santoso Utomo, selambat lambat nya Rabu tgl 2 Nov 16,Jam 12 siang. Thanks And GBU.

Sekilas tentang GPDI yg di sepulu Madura. [oleh Yusak]
Saya pernah ke sana dan kebaktian di sana. Om &  Tante Pendetanya kesaksian pelayanannya sangat-sangat dilindungi dan disayangi Tuhan. 
Kalau ke sana kita bisa denger kesaksiannya Om & Tante ini sendiri. 
Ada sebagian cerita, 2 hamba Tuhan ini sdh bolak-balik mau dibunuh.  Tetapi Tuhan melindungi dan bahkan mengirim Malaikatnya (kalau boleh saya artikan) melindungi 2 hamba ini.  Sebab ada cerita klu 2 hamba ini waktu mau dibunuh ada org yg menolong,  dan sampai sekarang org itu tdk ditemukan.
Waktu saya dengar kesaksiannya langsung,  saya merasa pelayanan saya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan 2 hamba ini.

02 November 2016
Menyesuaikan dengan dana yang sudah terkumpul, maka laptop yang akan diberikan adalah Lenovo 100-14IBD senilai Rp. 5.199.000,-

05 November 2016
Penyerahan bantuan
Bantuan diserahkan oleh perwakilan IKAT kepada Pdt. Heson di GPDI Sepulu Bangkalan


Renungan Mezbah Keluarga #17B10

Bacaan: Matius 13:3-23

"Wah ternyata begitu dalamnya rahasia Kerajaan Allah yang disampaikan Tuhan Yesus dalam perumpamaan benih itu ya pak. Baru tahu sekarang bahwa benih itu ternyata adalah firman, kehidupan dan karunia roh..trima kasih ya pak sudah dijelaskan sedemikian rinci." tulis teman yang merespon MK kemarin.

Sebegitu pentingnya benih tersebut sampai2 penabur benihnya juga superduper istimewa, yakni Yesus Kristus, Anak Allah sendiri. Bukan imam, bukan nabi, bukan tulisan yang diilhamkan oleh Allah. Allah sendiri bertindak menyelamatkan isi dunia, melalui penyataan FIRMAN, memberi benih KEHIDUPAN dan memberi karunia ROH, yang akan membawa kita kepada keselamatan kekal. Inilah yang disaksikan oleh Injil Yohanes 3:16-17: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia."


Sekarang pertanyaan yang sangat penting justru ada pada setiap kita: "Apakah kita siap menerima berita (baca benih)  yang superduper istimewa tersebut? Atau kita akan berkata "ah, itu kan hanya pinter2nya tafsir saja. Ilmu gotak gatuk (mencocokkan) ayat ayat yang kebetulan saja pas."
Nah, percaya atau tidak, bersiap atau sekedarnya saja....ituah yang akan kita kupas berikutnya dalam sikap hati sekedarnya saja dan tidak menanggap hal ini penting (tanah dipinggir jalan) atau merasa tercerahkan namun segera terlupakan (tanah berbatu), menerima/meyakini kebenarannya tetapi tak mampu menumbuhkannya (tanah beronak duri) atau menamininya, menghidupinya dan menghasilkan buah buah kerajaan Allah dalam hidupnya (tanah yang baik).

Semuanya akan dijelaskan di MK ini, dan akhirnya pilihan memang tetap ada ditangan kita.

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B09

Bacaan: Matius 13:3-23

Benih Karunia
Seseorang yang telah menerima benih kehidupan kekal, melalui Yesus Kristus akan disebut manusia baru atau manusia rohani, yang menerima benih karunia rohani. Apa itu manusia baru atau manusia rohani? Yesus menjelaskan kepada Nikodemus (pemimpin agama Yahudi) demikian:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh." (Yoh 3:5-6). Ini yang kemudian diberitakan oleh para murid Yesus yg telah menerima karunia roh: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. (Kis 2:38). Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia." (Kis 5:32).

Jadi benih Karunia Roh itu:
  1. berbeda dengan bakat dan talenta
  2. diterima saat seseorang bertobat, memberi diri dibaptiskan dalam nama Yesus Kristus dan mengalami kelahiran baru (Kis 2:38)
  3. diberikan oleh Allah untuk kepentingan bersama dalam membangun tubuh Kristus (I Kor 12:7)
  4. ada 9 ragam benih karunia rohani, yakni: karunia hikmat, karunia marifat, karunia iman, karunia mujizat, karunia nubuat, karunia membedakan macam2 roh, karunia berbahasa roh dan karunia menafsirkan bahasa roh (I Kor 12:7-11)
  5. diberikan dalam bentuk benih, maka ia harus ditumbuhkan didalam truth, fellowship dan worship.
Betapa dahsyatnya benih karunia roh ini. Sebab roh (dapat) menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal hal yan tersembunyi dalam diri Allah (I Kor 2:10). Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (Roma 8:26)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B08

Bacaan: Matius 13:3-23

Pohon kehidupan itulah yg dicari oleh semua manusia, sejak manusia jatuh dalam dosa. Pohon pengetahuan baik dan benar hanya membuka kesadaran normatif  akan apa/mana yang baik dan apa/mana yang jahat, namun tidak dapat membawa manusia pada kehidupan yg kekal? Hanya jika manusia menemukan pohon kehidupan, maka ia tidak akan lapar dan haus lagi (Yoh 4:13-14).
Sekali lagi, pertanyaannya adalah apa dan dimana pohon kehidupan itu? Alkitab memberi kesaksian bahwa ada 2 pengertian mengenai pohon kehidupan:
  1. pohon kehidupan yang ada tertanam di langit dan bumi yang baru. Kitab Wahyu 22: 2 mencatat: "Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa."
  2. pohon kehidupan yang mewujud hadir dalam diri Yesus Kristus, benih ilahi yg manjadi jalan kebenaran dan hidup. Yesus berkata: Tidak ada seorangpun yg (bisa) datang kepada Bapa (ke taman Eden Bapa) jika tidak melalui Aku (sang pohon kehidupan).
Sungguh sangat menarik kalau kita membaca uraian yg dipaparkan Inji Yohanes tentang Yesus sebagai pokok anggur. Setelah Yesus menyatakan diriNya sbg jalan, kebenaran dan hidup (pasal 14), maka pada pasal 15 secara eksplisit Yesus menjelaskan diriNya sebagai pohon kehidupan. Yesus berkata: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."

Jadi sekarang, terjawablah sudah rahasia tentang pohon kehidupan, yang akan membawa manusia pada kehidupan yg kekal.

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B07

Bacaan: Matius 13:3-23

Benih Kehidupan
Pengertian benih yang kedua adalah KEHIDUPAN. Saudara tahukah kita bahwa ada 3 jenis pohon yang ada di Taman Eden TUHAN? Apa itu? Mari kita baca teks kisah penciptaan, kisah dimana benih kehidupan itu dimulai:
"Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat." (Kej 2:8-9)
  1. Jadi dari FT kita tahu bahwa ada 3 jenis pohon yang ditanam oleh Allah :
    berbagai pohon dibumi yang menarik dan baik untuk dimakan.
  2. Pohon kehidupan.
  3. Pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat.
Untuk jenis dan bentuk pohon yang pertama kita sudah tahu, sebab itulah pohon dan buah yang bisa kita nikmati setiap hari, yang menjadi sumber makanan bagi semua kehidupan di bumi.

Untuk pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, kita juga sudah tahu karena manusia Adam dan Hawa telah memakannya. Pohon itulah yang kita sebut Firman (hukum Taurat), sebab saat manusia memakannya maka terbukalah matanya, ia segera mengatahui apa yang baik dan yang jahat. Rasul Paulus menjelaskan panjang lebar tentang hal ini dalam kitab Roma pasal 7, yang intinya melalui adanya hukum Taurat manusia malah mengenal dosa dan "dirangsang" untuk berbuat dosa (Rm 7:5). Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!" (Rm 7:7).

Nah, sekarang kita bertanya apa yang dimaksud dengan pohon kehidupan? Pohon yang ada ditengah tengah taman Eden itu? Yang oleh karena dosa manusia, maka pohon tsb tertutup dan dijagai oleh TUHAN, sehingga manusia yang berdosa tak mengetahui jalan kesana (Kej 3:2).

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B06

Bacaan: Matius 13:3-23

Benih Kerajaan Allah yang ditaburkan adalah benih FIRMAN, benih KEHIDUPAN dan benih KARUNIA. Ketiga benih itu merupakah satu kesatuan yg tidak bisa dipisahkan satu atas yg lain. Dari situlah dimulai semua pembicaraan dan pengertian tentang dasar, kuasa dan karya-karya Kerajaan Allah.

Benih FIRMAN
Semua kehidupan ini dimulai oleh benih Firman. Inji Yohanes membuka kisahnya bukan dengan kisah kelahiran Yesus (seperti Matius dan Lukas) melainkan menuliskan demikian: "Pada mulanya adalah FIRMAN; FIRMAN itu bersama-sama dengan Allah dan FIRMAN itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (Yoh 1:1-4).
Jadi totalitas kehidupan kita ini bermula dari FIRMAN dan berakhir menyatu kembali kepada FIRMAN. Dan barang siapa yg hidup melekat pada Sang Firman dan Firman tinggal didalam hidupnya, Yesus berkata: "mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yoh 15:7). Tetapi yang mengabaikan dan melupakan akan Firman, ia seperti ranting yg lepas dari pokoknya..ia akan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar (Yoh 15:6).
Pertanyaan kita berikutnya adalah bagaimana caranya kita bisa mendapatkan benih Firman tsb? Apikasi praktis apa yg bisa dilakukan? Saudaraku, ada 3 hal yg harus dilakukan:
  1. Buka hati, percaya dan berdoa, minta Roh Kudus menyingkapkan kebenaran dan kuasa Firman. Mintalah hati seorang murid yg haus untuk ditaburi Firman.
  2. Buka mata. Artinya mulai baca dan disiplin membaca Firman setiap hari, dan merenungkannya siang dan malam (Maz 1:2)
  3. Buka telinga, artinya mendengar apa yang dikatakan Firman bagimu secara pribadi. Biarlah setiap pagi IA mempertajam pendengaranmu untuk mendengar seperti seorang murid (Yes 50:4).
(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B04

Bacaan: Matius 13:3-23

Saudara, tahukah kita bahwa ada 3 model penggambaran hidup orang percaya menurut Alkitab, yakni:
  1. pohon
  2. rumah
  3. tubuh
Ketiga gambaran tsb kalau didalami satu persatu, akan mengungkapkan betapa dalam dan detilnya rahasia Kerajaan Allah itu. Wuiiih...segitunya ya?? Ya! Dan setiap orang Kristen harus tahu itu. Oleh karena itu, mari kita dalami gambaran yg pertama, yakni POHON. Bagaimana benih pohon itu disemai, bagaimana ia berakar, bertumbuh dan berbuah.

Mari kita belajar dari apa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada para muridNya dalam Injil Matius 13:3-23. Bacaan ini penting sebab secara eksplisit Tuhan Yesus menyebut perumpamaan ini sebagai rahasia  Kerajaan Sorga, kataNya: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." Wow..! jika kita bisa mengetahui dan mempraktekkan ajaran Tuhan Yesus itu dengan benar, tekun dan setia, maka rahasia Kerjaan Sorga akan dinyatakan dan berkat-berkat Sorgawi juga akan dilimpahkan dalam hidup dan pelayanan kita. Yuk, kita kupas satu demi satu "rahasia" Kerajaan Allah tsb.

Pertama, kita akan mengupas perihal  BENIH yang ditaburkan. Siapa yang menaburkan benih? Dan apa yang sesungguhnya dimaksud dengan benih itu sendiri?
Saudara, penabur benih yg dimakud dalam perumpamaan tsb sudah jelas adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri. IA datang ke dunia (lahan kebun sang Bapa) untuk menaburkan benih benih kehidupan. Ia mengolah lahan hati sebagai lahan terbaik milik Allah agar tiap manusia dapat berakar kuat didalam firman, bertumbuh subuh dalam persekutuan dan berbuah lebat dalam pelayanan. Lalu bibit benih seperti apakah yang begitu berharga bagi kehidupan? Mengapa ia begitu penting bagi Kerajaan Allah?

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B03

Renungan Mezbah Keluarga #17B02

Bacaan: Kolose 1:9-12

Saudaraku, ada 5 pesan Firman Tuhan yg akan kami sampaikan kepada saudara, saat kami bersaat teduh merenungkan kitab Kolose 1:9-14, yakni:

Pertama, hiduplah dengan layak dihadapan Tuhan serta berkenan kepadaNya (Kol 1:10)
Stop perbuatan dosa! Hiduplah berpadanan dengan Injil dan jangan padamkan roh yg ada dalam hidupmu. Ingatlah, roh manusia adalah pelita Tuhan yang menyelidiki seluruh lubuk hatimu (Amsal 20:27). Karena itu engkau tidak bisa bersembunyi atau lari dari hadapan Tuhan. Mungkin orang lain tak tahu dosa yang kau simpan rapat rapat, tetapi Tuhan tahu! Sebab itu..bertobatlah dan hiduplah layak dan berkenan dihadapanNya....mulai dari saat ini.

Kedua, bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah
Banyak orang Kristen yang "stuck", mecet...tidak bertumbuh lagi pengetahuan rohaninya..bahkan tidak sedikit yang mulai layu, kering dan mati. Mengapa? Karena pikirannya, hatinya, kehendaknya dan pengarapannya tidak lagi melekat pada SANG POKOK KEHIDUPAN, yani Tuhan sendiri. Hidupnya tida diisi lagi dengan Firman. Tuhan Yesus berkata: "diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa apa. Barang siapa tidak tinggal didalam Aku, ia dibuang seperti ranting dan menjadi kering... jikalau kamu tinggal didalam Aku dan FirmanKu tinggal didalam kamu, mintalah apa saja dan kamu akan menerimanya (Yoh 15: 5-7).

Ketiga, memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik (Kol 1: 10)
Mungkin hidupmu sudah melekat pada Kristus, sudah diisi dengan Firman, tetapi tidak berbuah dalam pekerjaan yang baik. Itu juga tidak sehat! jangan menjadi orang Kristen yang besar kepala, besar hati, tetapi kecil tangan dan lumpuh kaki (tidak menghasilkan buah pekerjaan yg baik). Ingatkah kita akan pohon Ara yg tumbuh subur, tetapi tidak menghasilkan buah? Yesus marah dan berkata: "jangan lagi seorangpun makan buahmu selama lamanya." (Markus 11:14), lalu pohon itupun menjadi kering sampai ke akar akarnya.

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17B01

Bacaan: Yohanes 4:21-24

Dengan mengacu pada apa yang dijelaskan dalam Injil Yohanes, maka kita bisa simpulkan ada beberapa pemahaman mendasar, yakni:
  1. Allah bukanlah buah pikir (konsep) buatan manusia, melainan pribadi yang menciptakan alam semesta dengan segala isinya.
  2. Allah adalah ROH (terang dan firman) yang menjelma menjadi daging dalam diri Yesus Kristus.
  3. Seluruh rahasia kehendak dan kuasa Allah yang dahulu dikenal dalam FIRMAN kini  dinyatakan secara sempurna dalam diri Yesus Kristus.
  4. Menerima FIRMAN yang mewujud  dalam diri Yesus Kristus, akan menjadikan kita anak anak Allah, yakni anak anak yang dilahir-barukan oleh Roh.
  5. Dalam keyakinan iman itulah kita menerima Roh Kudus dan kuasa Firman di dalam hati dan mulut kita.
  6. Roh yang tinggal dalam hati kita akan mengajarkan kepada kita bagaimana berdoa dan menyembah Allah, serta bagaimana hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.
  7. Ada 3 jenis penyembahan dalam roh yakni truth (kebenaran), fellowship (persekutuan) dan worship (penyembahan).
    Penyembahan dalam kebenaran (
    truth) itu terjadi saat kita membaca, merenungkan dan hidup didalam kebenaran Firman.
    Penyembahan dalam persekutuan (
    fellowship) itu terjadi saat bersama sama berkumpul di dalam nama Yesus dan mempraktekkan huum kasih Kristus.
    Penyembahan dalam ibadah (
    worship) adalah saat kita menyatukan hati, pikiran dan roh kita untuk menyembah Allah.
Itulah yang dimaksud dangan menyembah dalam roh dan kebenaran. Sebuah ibadah yang melibatkan Allah sebagai pusatnya (bukan agama) dan sesama sebagai mitranya (bukan saingannya).

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga #17A31

Bacaan: Yohanes 4:21-24

Nah, sekarang kita sampai pada pertanyaan: "bagaimana menyembah dalam roh dan kebenaran?" apakah hal itu sama dengan berdoa dengan bahasa roh? Jawabnya: Tidak sama! Bahasa roh adalah salah satu manifestasi dari karunia karunia roh. Apa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada perempuan Samaria tsb, akan terjawab semua, jika kita membaca dengan cermat seluruh kitab Injil Yohanes. Apakah itu?

Pertama, Roh itu diturunkan (diberikan) oleh Allah kepada Yesus, dan Yesuslah yang diberi wewenang oleh Allah untuk membaptiskan kita dengan Roh Kudus. Itulah yang disaksikan oleh Yohanes Pembabtis: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus." (Yoh 1:32-33).

Kedua, menerima dan mengenal Yesus sebagai Terang dan Firman yang memberi hidup. IA yang menyingkirkan kegelapan dan IA yang memberikan kuasa kehidupan kepada kita untuk bisa menjadi anak anak Allah (Yoh 1:1-14). Itulah sebabnya Yesus berkata kepada perempuan Samaria: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." (Yoh 4:10).

Ketiga, Mengalami hidup baru. Kepada Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi yang soleh dan katam menghafal Taurat, Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh." (Yoh 3:3, 5-6)

(bersambung)

TAD-Ani