Bacaan: Matius 13:3-23
c) Pragmatis
Mungkin saat ini kita tidak sedang menghadapi penindasan dan penganiayaan seperti yg dialami oleh orang Kristen abad pertama. Namun dalam situasi adem ayem seperti ini justru banyak orang Kristen yg letoy tak berakar kuat, mudah berubah oleh kepentingan. Orang yg seperti itu disebut pragmatis; yg melihat kebenaran sebagai akibat akibat atau hasil yg bermanfaat secara praktis.
Dalam dunia politik ada adagium: "tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan." Disinilah nilai kejujuran, ketekunan, konsistensi, dan integritas dipertanyakan. Adakah contohnya dalam Alkitab? Oh ada namanya Yudas Iskariot. Ia mengikuti Yesus saat semua orang datang memujaNya, tetapi ketika ia melihat ada koalisi besar antara para imam, orang Farisi dan Saduki, Herodes dan Romawi yg bersiap untuk menangkap Yesus; maka Yudas berbalik menjualNya seharga 30 keping perak.
Adakah contoh pertemanan sejati yg bebas dari kepentingan pragmatis? Ada yakni Rut dan Naomi. Saat kedua anak Naomi, Mahon dan Kiyon meninggal, maka ia bekata kepada kedua menantunya Orpa dan Rut untuk kembali ke kaumnya sebab Naomi akan kembali ke tanah Yehuda. Orpa kembali kekeluarganya, sedang Rut tetap bersikeras mengikuti Naomi. Perhatikan jawaban Rut yg mencerminkan relasi hati yg mengakar dalam: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut 1:16-17).
Wow!!! Itulah integritas! Itulah contoh relasi yg berakar mendalam, tidak mudah berubah oleh kepentingan pragmatis semata.
TAD-Ani
No comments:
Post a Comment