Renungan Mezbah Keluarga #17B22

Bacaan: Matius 13:3-23

Harus disadari bahwa kekeringan spiritual itu bisa terjadi pada siapa saja, bahkan juga pendeta. Bukan berarti aktifitas pelayanannya tidak ada. Oh ada, dan bahkan banyak. Tetapi dalam kesibukan aktifitas pelayanan yg kita dikerjakan, kita merasakan kehampaan dan kekeringan. Tidak seperti dunia pelayanan yg kita kenal waktu masih muda, saat panggilan pelayanan begitu menggelora dlm cinta mula mula. Doa merupakan kegembiraan dan penyegaran roh tiap pagi. Pembacaan Firman merupakan waktu indah yg membangkitkan inspirasi hidup untuk melayani. Persekutuan dan pelayanan begitu hidup dalam semangat voluntiritas yg tinggi..apapun dan kemanapun dibayar dari kantong sendiri.
Kemana hilangnya seluruh antusiasme, sukacita dan energi yang pernah kita miliki itu? Mengapa ada kekosongan ditengah tengah kesibukan aktifitas pelayanan yg tinggi? Kita masih melayani Allah, mendengar kotbah2 yg menambah pengetahuan teologi kita. Kita juga terlibat dalam tanggungjawab organisasi gereja. Namun mengapa roh kita menjadi datar, inspirasi meredup dan ego pribadi kita mudah terluka?
Disiniah kita bertanya: Bagaimana saya bisa memperoleh pembinaan yg bisa membaharui roh kita agar bisa menyala nyala kembali..seumur hidup..dan bukannya seperti benih yg jatuh ditanah tipis berbatu..Bisakah? Mungkinkah?

Saudaraku..
Tentu kami memahami apa yg saat ini banyak dialami oleh banyak gereja.. banyak dialami oleh para pelayan Tuhan termasuk kami.. Kita semua mengalami suasana yang senyap (vakum) seperti para murid yg bersedih karena ditinggal Yesus mati. Kita meratap sedih seperti Maria yg menangis di luar kubur Yesus. Kita seperti murid murid Yesus yg kembali pada kesibukan aktifitas sehari hari, sambil sesekali berkumpul diruang tertutup untuk mengenang pengalaman kebersamaan dengan Yesus dimasa masa lalu. Yesus kita anggap telah mati..dan perlahan lahan spiritualitas kita juga meredup, kering dan...mati.


(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment