Renungan Mezbah Keluarga #17B18

Bacaan: Matius 13:3-23

2. TANAH YANG BERBATU BATU
Minggu ini kita masuk pada jenis tanah yang kedua yakni tanah yang berbatu. Yesus berkata: “Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.” (ayat 5 dan 6). Lalu Yesus mengartikan perumpaan tsb demikian: “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.” (ayat 20 dan 21)
Apa sih yang sesunguhnya dimaksud dengan tanah yang berbatu batu? Paling tidak ada 3 pengertian mengenai tanah yang berbatu batu ini, yakni:

a) Dangkal
Orang yang dangkal lahan hatinya akan lebih menyukai hal hal yang bersifat kulit, instant dan fashionable saja. Padahal kita tahu spiritualitas itu memerlukan relasi hati, batin dan akal budi yang makin mendalam dari hari kesehari.

Saudaraku, beriman itu bukan sekedar tahu dipikiran dan mengaku diomongan atau status yang sewaktu waktu bisa dikenakan dan ditanggalkan. Bukan! Bukan seperti itu. Yesus dengan tegas berkata: "bukan setiap orang yang berseru seru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk kedalam Kerjan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di Sorga." (Mat 7:21).... "celakalah hai kamu orang orang munafik, sebab kau seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, disebelah luar kamu tampaknya benar dimata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. (Mat 23:27-28)

(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment