Renungan Mezbah Keluarga #17E02

Bacaan: I Kor 10:13

Energi kita akhir akhir ini banyak habis untuk merawat hati dan emosi kita agar tetap tenang saat menghadapi gelombang masalah atau cobaan. Gelombang gelombang itu sebagian bisa kita prediksi datangnya, namun tak sedikit pula yang tiba tiba menerjang.

Nah, bagaimana sih merawat hati agar tetap bisa tenang? Sebab dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu (Yes 30:15).

Pertama, BERSYUKUR
Latihlah setiap hari untuk melihat segala sesuatu yg terjadi dalam hidupmu dengan rasa syukur, yang kita anggap baik maupun buruk. Mother Theresa berkata : "some people come in your life as blessings. Some people come in your life as lessons." Yup..seolah memang ada orang yang dihadirkan Tuhan dalam peran peran antagonis yang "merusak" nalar sehat kita. Dan anehnya orang orang seperti itu kok banyak juga... kenapa Tuhan membiarkan mereka ada ya? Jangan jangan Tuhan membiarkan mereka ada dan bertumbuh-tambah agar kita yang selama ini "silent" boleh bangkit dan mulai berperan aktif untuk melakukan sesuatu yang kita anggap "baik" dan "waras" itu.

Kedua, BELAJAR
Anggaplah kesulitan dan masalah sebagai ujian untuk naik level. Kemarin kami agendakan waktu untuk ngopi bareng anak anak...dan saat ngobrol itulah kami mulai gambarkan bagaimana situasi sosial politik yang terjadi dan bagaimana mensikapinya. Semua itu diijinkan Tuhan agar kita boleh naik level sebab tanpa ujian tidak ada peningkatan ilmu dan ketrampilan hidup. FT mengajak kita untuk tetap berjaga jaga dan berdoa agar tidak jatuh dalam pencobaan. Sebab roh itu penurut tetapi daging lemah. (Mat 26:41)

Ketiga, BERDOA/BERSYAFAAT
Ini bukan nasehat klise. Doa adalah makanan bagi roh dan jiwa kita. Dalam kita II Taw 7:13-14 dikatakan: "Bilamana..umatKu, yang atasnya namaKu disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajahKu, lalu berbalik dari jalan jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari Surga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." Pegang ayat ini, hafalkan dan lakukan! Doa ini sini bukan hanya melipat tangan dan menutup mata..tetapi doa lewat perubahan hidup yang nyata. Ini harus dilatihkan oleh setiap kepala keluarga demikian juga oleh Gereja.

Keempat, BANGKIT
Jangan tertunduk apalagi tergeletak dalam menghadapi cobaan. I Kor 10:13 mengatakan "pencobaan pencobaan yang kami alami ialah pencobaan pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu." Orang beriman itu memiliki kekuatan ekstra. Tidak mudah gugup atau takut. Sebab jika toh akan terjadi "ayakan" (penyaringan) maka yakinlah bahwa hal itu dijinkan oleh Tuhan untuk memuridkan kita. Memang tidak semuanya bisa bertahan, tetapi yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan. TUHAN berkata:

"Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari segala negeri ke mana Aku mencerai-beraikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka: mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak.
Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman TUHAN. Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri." (Yeremia 23:3-5)

Jadi, jika engkau atau bangsa ini sedang menghadapi masalah dan cobaan yang berat menekan, ingat 4 hal tsb yang harus dikerjakan. Menangis boleh, sedih wajar, gentar juga normal..tetapi segeralah bangkit dan belajarlah untuk menjadi pribadi dan murid yang TANGGUH...

TAD

No comments:

Post a Comment