Renungan Mezbah Keluarga - Rabu, 28 September 2016

Bacaan: Matius 11:25-30

"Menurut saya kok tidak sesimple itu ya pak?" tulis seorang rekan terhadap renungan MK kemarin. Lalu ia berkisah tentang "bukti-bukti" sulitnya menegakkan kebenaran dan mengutamakan Kerajaan Allah dalam kehidupan nyata.

Saudaraku,
Mudah sulit, berat dan ringan itu adalah pilihan kita untuk memaknai panggilan hidup Kerajaan Allah. Dan Tuhan Yesus tahu hal itu. Karenanya IA berkata: "marilah kepadaku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan." (Matius 11:29). Rasul Paulus yg bekerja lebih keras dari semua rasul mengaminkan hal tsb dengan berkata: "Pencobaan-pencobaan yg kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yg tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13).

Nah, lalu mengapa masih banyak orang yg merasakan hidupnya rumit dan panggilan pelayanannya menjadi beban yg begitu berat?

Pertama, karena ceroboh. Tipe ini suka mengambil beban melebihi kapasitas kesanggupannya. Jika engkau hanya mampu mengelola 2 janganlah meminta 4. Jika engkau sanggup mengerjakan 5 janganlah membebani diri dengn tanggungjawab 10. Tanggung jawab Kerajaan Allah itu diberikan oleh Tuhan itu menurut takaran dan kesanggupan kita (Mat 25:15).

Kedua, karena malas. Orang yg malas akan melihat segala sesuatu sebagai beban. (Matius 25:26). Ciri dari orang malas itu takut gagal sebelum mencoba dan banyak grundelan ketika mencoba. Ia lebih suka menyalahkan orang lain, situasi, nasib dan bahkan Tuhan jika kesulitan datang (Mat 25:24-25).

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Selasa, 27 September 2016

Bacaan: Matius 6:33
Mengutamakan Kerajaan Allah dan kebenarannya dalam hidup sesehari itu (harusnya) tidak sulit. Kitalah yang merumitkan diri dan membuat aplikasi nilai nilai Kerajaan Allah sedemikian bertambah sulit. Tuhan Yesus pernah bertanya kepada imam imam kepala dan tua tua Yahudi: "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Mat 21:28-31).

Saudara,
Mengutamakan Kerajaan Allah itu cukup dikerjakan dengan 3 hal, yakni:

Pertama, MEMULAI segala sesuatu dengan keyakinan bahwa Allah ada bersama kita dan turut bekerja dalam segala seuatu untuk mendatangkan kebaikan.

Kedua, MENGERJAKAN segala sesuatu dengan sukacita. Kalau ada hambatan dihindari, kalau ada tantangan diatasi. Jalani hidup sebagai panggilan dan pilihan untuk mewartakan kebaikan Allah on your daily life.

Ketiga, MENGUCAP SYUKUR atas segala sesuatu, Mengucap syukurlah dengan roh dan akal budi (I Kor 14:15). Kalau menderita, berdoa; kalau bergembira, menyanyi. (Yak 5:13). Mengapa? Karena Anda dan saya adalah orang yang paling beruntung..yang tak kekurangan satu karuniapun.

Nah..!!
Simple bukan?

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Senin, 26 September 2016

Bacaan : Efesus 1:9
Mengupas hal Kerajaan Allah memang tak akan pernah habis, karena sebagian daripadanya masih merupakan rahasia Allah. Semakin kita melatih roh kita dalam kebenaran (truth), penyembahan (worship), persekutuan (fellowship) dan pengorbanan (sacrifice), maka rahasia dan kuasa Kerajaan Allah akan makin dibukakan bagi kita.

Coba perhatikan kebenaran Firman berikut ini:

"Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaanNya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkanNya di dalam Kristus." (Ef 1:9).

"Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita." (I Kor 2:7)

"Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah." (I Kor 4:1)

"dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu." (Ef 3:9)

"kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak." (Mat 13:11)

Wow..!! Betapa istimewanya kita sebagai anak Allah. Sebab rahasia Allah tidak dibukakan pada para cerdik cendekia, kecuali hanya pada gerejaNya.

Jadi,
alangkah bodohnya dan celakanya kita, jika kita alpa dan abai terhadap karunia yang sangat istimewa ini...dan alangkah malangnya kita jika menganggap gereja hanya sekedar aktifitas kumpul kumpul pengisi waktu luang belaka..

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Sabtu, 24 September 2016

Bacaan: Lukas 17:20-21

Kita sudah berbicara mengenai Kerajaan Allah yang adalah KUASA. Dan bagaimana kuasa Kerajaan Allah bekerja dalam hidup kita. Nah, hari ini kami akan jelaskan apa tanda tandanya bahwa kuasa tsb adalah benar kuasa dari Kerajaan Allah dan bukan dari Beelzebul (Matius 12:22-37). Maka jawabnya adalah sbb:

Pertama, Tanda itu dikerjakan oleh Roh Kudus dari Allah.
Yesus berkata: "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu." (Mat 12:28).

Kedua, Tanda itu menunjuk pada inti berita Injil yakni kematian dan kebangkitan Yesus.
Kerajaan Allah harus dimeteraikan melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Ini yang dikatakan Tuhan Yesus kepada ahli Taurat dan orang Farisi yg meminta tanda. JawabNya: "Angkatan yg jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam (Mat 12:39-40). Jadi tanda Kerajaan Allah akan menunjuk pada Hikmat Salib. Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang akan diselamatkan pemberitaan itu adalah KEKUATAN ALLAH (I Kor 1:18).

Ketiga, mujizat yang menyertai pekabaran Injil.
Menjelang naik ke Sorga, Yesus memberkati para muridNya dan berkata: "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Markus 16:17-18).

Wow, betapa dahsyatnya tanda dan kuasa Kerajaan Allah yg dianugerahkan bagi kita.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Jumat, 23 September 2016

Bacaan: Matius 16:16,18-19

Kuasa seperti apakah yang diberikan kepada kita, sehingga Tuhan Yesus mengatakan: "Apa yang kau ikat dibumi terikat di sorga dan apa yg kau lepas dibumi terlepas di Sorga?" Ini menjadi statemen yg menarik untuk dikaji. Ada 3 pengertian mengenai kuasa tsb;

1. Keselamatan
Pengakuan iman yg dinyatakan oleh Petrus tsb berdampak pada "ikatan" keselamatannya di Sorga. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah yang hidup dan yang kekal itu" (I Pet1:25). Jadi pengakuan iman yg kita ikat di bumi ini akan terikat di Sorga, demikian pula sebaliknya. Titik!

2. Jaminan Keselamatan 
Didalam Kritus kita mendapat bagian yg telah disediakan bagi kita menurut kerelaanNya dibumi ini seperti di Sorga. Dan Roh Kudus adalah jaminan bagian kita (dibumi) sampai kita memperoleh seluruhnya (di sorga), yaitu penebusan yg menjadikan kita milik Allah (Efesus 1:9-14).

3. Disiplin Rohani
Gereja diberi untuk kuasa Firman untuk mengajar, menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (II Tim 3:16). Namun jikalau ada orang yg memberontak dan menghujat Roh Kudus, maka orang tersebut bisa dikenakan disiplin gereja (tentunya setelah mendapatkan penggembalaan khusus). Nah, disinilah kuasa Kerajaan Allah dinyatakan; apa yang kau lepaskan dibumi ini..akan terlepas juga di Sorga. Yesus berkata: "Setiap orang yg mengakui aku didepan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia didepan malaikat malaikat Allah, Tetapi barang siapa menyangkal aku didepan manusia, ia akan disangkal didepan malaikat malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus ia tidak akan diampuni." (Luk 12:8-10).

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Kamis, 22 September 2016

Bacaan: Matius 16:16, 18-19

Kedua, mengakui dan menerima Yesus, sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup

Inilah syarat kedua untuk bisa mengenal dan memasuki Kerajaan Allah. Suka atau tidak suka, memang Kerajaan Allah itu identik dengan kelahiran, karya, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Sejak dimulainya kelahiran Yesus, maka untaian benang Kerajaan Allah mulai dirajut. Benang yang diserukan oleh nabi Yesaya, kini perlahan mewujud terajut dalam seluruh jalinan pengajaran dan pelayanan Yesus. Ajaran diatas bukit, doa Bapa Kami, perumpamaan perumpamaan yang disampaikan dan bahkan kuasa yang dihadirkan, semua menunjuk pada tanda tanda Kerajaan Allah. Bahkan secara eksplisit Tuhan Yesus juga menjelaskan bagaimana kunci dan kuasa Kerajaan Allah itu diberikan.

Suatu hari Yesus bertanya kepada murid muridNya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"

Atas jawaban tsb, Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Wow..! Bayangkan..kunci Kerajaan Allah diberikan dan kuasa Kerajaan Allah juga disertakan! Dan kuasa itu sungguh dahsyat. Apa yang diikat dibumi terikat di sorga dan apa yg dilepas dibumi terlepas di Sorga. Kuasa itu diberikan bagi Petrus dan juga kepada setiap kita yang berdiri diatas pengakuan iman bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.

Yup..Itulah berita (Injil) sekaligus kunci untuk memasuki Kerajaan Allah.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Rabu, 21 September 2016

Bacaan: Yohanes 3:1-21

Pesan dari Kerajaan Allah memang "menjungkir-balikkan" logika banyak orang. Bagaimana mungkin yang lemah diutamakan dan yg kuat diabaikan? Bukankah sejarah telah membuktikan kebenaran dalil Darwin yg mengatakan "survival of the fittest". Hmm...tentu saja kami tidak bermaksud menentang dalil yg telah teruji itu. Dalil tsb memang benar. Hanya saja ada kesalahan persepsi ketika kita mendefinisikan yg kuat sama dengan yg besar. Tidak selalu demikian bukan? Contoh: dinosaurus sbg makhluk yg besar ternyata punah, sedangkan kecoa justru bisa bertahan. Gigi adalah bagian tubuh yg kuat, tapi gigi akan kropos dan tanggal, sementara lidah yg lunak akan bertahan. Inilah bukti kebenaran FT: "..dan apa yg lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan yg kuat...supaya jangan ada seorang manusiapun yg memegahkan diri dihadapan Allah." (I Kor 1:27-29)

Yup, itulah logika Kerajaan Allah yang "sungsang". Melaluinya kita diajak memasuki dimensi kekuatan kuasa Allah yg sedang bekerja diantara kita. Nah, bagaimana kita mengenali dan memasuki Kerajaan Allah? Ada 2 sikap yang diajarkan oleh Tuhan Yesus agar kita bisa mengenal dan measuki Kerajaan Allah:

Pertama, lahir baru oleh Roh Kudus
Adalah seorang Farisi bernama Nikodemus, yg datang kepada Yesus dan bertanya mengenai kuasa dan tanda Kerajaan Allah. Yesus menjawabnya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." jawab Nikodimus: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Kata Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yg dilahirkan dari Roh, adalah roh."

Itulah syarat pertama dan utama agar orang bisa MELIHAT dan MEMASUKI Kerajaan Allah

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Selasa, 20 September 2016

Bacaan: Lukas 3:3-6

Jika kita kemarin telah membahas kemiripan penggambaran Jokowi dgn Yohanes Pembaptis dalam hal menyerukan pertobatan (revolusi mental) dan persiapan jalan (infrastruktur) bagi terwujudnya Indonesia baru, maka hari ini kita akan melihat perbedaan mendasarnya. Jokowi memulai gebrakan politiknya setelah di puncak tampuk pimpinan negeri ini, sedangkan Yohanes tidak melakukan pendekatan struktural kekuasaan. Yohanes menggambarkan dirinya sbg "suara di padang gurun".. Suara yg sesungguhnya sangat lemah dan absurd bagi telinga banyak orang. Mengapa?? Sebab seruan Kerajaan Allah itu wujudnya tidaklah jelas dan dianggap (hanya) seruan utopis-etis. Cara berpikir kerajaan Allah tidak sama dgn kerajaan dunia, bahkan berbanding terbalik.

Donald B. Kraybill, seorang teolog Mennonite, menggambarkan Kerajaan Allah ini sbg kerajaan yg sungsang (seperti bayi yg terbalik posisinya). Yang terbawah menjadi yang teratas dan yang teratas menjadi yang terbawah. Betapa tidak? Sejak Yesus dalam kandungan, Maria telah menyanyikan pesan Kerajaan yg sungsang ini:  "Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang2 yg congkak hatinya; Ia menurunkan orang2 yg berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang2 yg rendah; Ia melimpahkan segala yg baik kepada orang yg lapar, dan menyuruh orang yg kaya pergi dengan tangan hampa." (Luk 1:49-53).

Kraybill menafsirkan nyanyian Maria ini sebagai peringatan akan lahirnya kerajaan sungsang, yg akan menjungkir-balikkan kehebatan kerajaan manusia. Orang yg congkak hatinya dan yg mengandalkan kekayaan dan tahta kekuasaan akan terjungkal dari puncak piramida sosialnya, sementara orang rendah hati dan miskin akan dilimpahi (Allah) dengan segala yg baik.
Wow!! Sekali lagi, apakah ini sekedar impian utopianya si Maria? atau ini pesan yg sarat makna dari Kerajaan yg sungsang itu?

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Senin, 19 September 2016

Bacaan: Lukas 3:3-6

Banyak pengamat politik dan ekonomi mulai mengagumi cara presiden Jokowi mempersiapkan jalan memasuki Indonesia baru. Caranya? Dengan menyerukan revolusi mental (pertobatan politik dan pengampunan pajak) dan membangun infrastruktur di darat maupun di laut. Ia juga memangkas birokrasi panjang yg menjadi sarana pungli bagi para birokrat busuk dan koruptor rakus di negeri ini. Tentu saja, banyak pihak yg dirugikan dan karenanya bersegeralah bersekongkol mencari cara agar si "kecebong kupret" ini disingkirkan.

Jikalau boleh membuat perbandingan, kepemimpinan Jokowi ini seperti Yohanes Pembabtis yg awalnya dianggap "ndeso" dan "ngah-ngoh" (bodoh) namun tiba2 membuat para pemimpin baik agama maupun mafia terpaksa melakukan "pertobatan" besar2an. Coba perhatikan seruan Yohanes Pembaptis;
"Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yg berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.  Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yg berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yg dari Tuhan."

Yup!! Itulah seruan kenabian yg visioner dan revolusioner. Lembah lembah akan ditimbun, gunung gunung akan diratakan, kelokan kelokan akan diluruskan, lekak lekuk akan diratakan. Jalan2 lama yg lelet dan korup tidak akan dikenal lagi. Dan jalan2 baru yg membawa keadilan, kesejahteraan dan kebenaran, atau yg disebut sebagai jalan Tuhan sedang dikerjakan.

Saudara,
Penggambaran diatas hanyalah contoh, agar kita memahami seruan kedatangan Kerajaan Allah. Kami sadar betul, tidak semua penggambaran itu tepat, namun ada 2 poin yg ingin kami angkat, yakni: seruan pertobatan dan membangun jalan bagi Tuhan. Nah, bagaimana itu dikaitkan dgn Kerajaan Allah? Besok akan kita lanjutkan..

(bersambung)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Sabtu, 17 September 2016

Bacaan: I Korintus 4:1-21

Saudara,
Kita sudah membahas hal Kerajaan Allah yang berisi kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Nah, sekarang tinggal satu lagi yang akan kita bahas yakni kuasa Kerajaan Allah. Rasul Paulus berkata: "Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa." (I Kor 4:20)

Pertanyaannya sekarang; kuasa apa dan kuasa yg seperti? Apakah kuasa yg supranatural? Kuasa karena struktural? Atau kuasa dari ekstrateristrial? Jawabannya bukan! Kuasa Kerajaan Allah itu adalah kuasa yg diberikan oleh Allah kepada setiap orang yang percaya sebagai kekuatan yang menyertai kehidupan barunya. Kuasa untuk hidup dalam kebenaran, sukacita dan damai sejahtera. Bahkan kuasa untuk menerima dan mewartakan rahasia rahasia Allah.
Wow!!! Awesome..

Jika diurai satu satu, kuasa Kerajaan Allah tsb bisa dijabarkan sbb:

Kuasa Pembenaran
Kuasa yg memungkinkan kita hidup baru dalam pengudusan dan pembenaran Allah. Hidup yg lama sudah berlalu, hidup yg baru sudah datang (II Kor 5:16)

Kuasa Roh Kudus
Kuasa untuk hidup dalam kuasa dan pimpinan Roh Kudus (I Kor 3:16-17), dan menghasilkan buah Roh.

Kuasa menjadi hamba
Kuasa menjadi hamba bukan sembarang hamba, namun pelayan Kristus yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. (I Kor 4:1)

Kuasa menjadi rasul
Kuasa untuk mewartakan Injil dalam hikmat Allah dan dalam keteladanan hidup (I Kor 4:9)

Kuasa ketangguhan hidup
Kuasa untuk tetap hidup dalam kebenaran, sukacita dan damai sejahtera, walau menghadapi tekanan hidup dan penderitaan. (I Kor 4:10-13)

Nah, itulah kuasa yang akan dikerjakan oleh Allah bagi kita yang hidup dalam kebenaran dan kuasa Kerajaan Allah. Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi terdiri dari kuasa. Amin.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Jumat, 16 September 2016

Bacaan: Mazmur 5:12-13

"Jika engkau melihat berkat hanya dalam bentuk uang, maka engkau akan sulit merasakan sukacita dan kemurahan hati BAPA dalam hidupmu," kataku kepada seorang muda yg suka galau.

Biasanya kami akan motivasi untuk mengembangkan potensi dirinya dan menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas,..tetapi kali ini kami mencoba memahami hatinya dan mengajaknya untuk menyelami rahmat dan kasih sayang Tuhan yg begitu limpah.

Kami ingat akan disiplin rohani yg dulu pernah kami lakukan saat merasa down, yakni setiap pagi mendaftarkan 3 perbuatan baik apa saja yg akan kami kerjakan sepanjang hari itu, dan malam harinya menghitung (minimal) 3 kebaikan apa saja yg telah kami terima dari orang lain sepanjang hari itu. Dan hasilnya luar biasa.. Kepekaan rohani kami bertumbuh.. Sungguh betapa banyaknya kebaikan yg disediakan Allah untuk memeliharakan hidup kami dan (ternyata) betapa sedikitnya kebaikan yg telah kami lakukan buat orang lain. Lalu, kami menasehatkan kepada rekan muda tsb demikian: "Coba sekarang ingat dan daftarkan  3 kebaikan apa yg dalam satu hari kemarin telah kamu rasakan, yg membuat kamu bersyukur?"

"Hmm....apa ya? Lalu dia mulai menjelaskan tiga perkara kebaikan yg telah ia terima dari Tuhan, lewat perhatian dan pemberian dari orang2 disekitarnya.

Nah..!!
Betapa beragamnya cara Tuhan menyapa dan memagari hidupmu dengan sukacita bukan? Karena itu mulai dari sekarang latihlah dirimu untuk bersyukur..setiap hari! Maka engkau akan melihat rahmat sukacita mengiringi dan membentengi hidupmu. Ingat apa yang dikatakan Pemazmur:

"Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan BERSUKACITA, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau MENAUNGI mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu. Sebab Engkaulah yang MEMBERKATI orang benar, ya TUHAN; Engkau MEMAGARI dia dengan anugerah-Mu seperti perisai."

Wow!!!

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Rabu, 14 September 2016

Bacaan: Lukas 15:10

"Apakah sukacita itu sifatnya sementara atau bisa langgeng pak? Bukankah perasaan itu seperti roda yang berputar, kadang senang, kadang sedih..tergantung sama situasi dan kondisinya. Mungkin kalau sudah di Sorga sana ya pak...sukacita itu bisa kekal abadi...hehehe", komen seorang pembaca MK.  Yup...itulah pertanyaan kami juga. Adakah sukacita yang langgeng dan abadi disini dan dibumi ini?

Sebelum menjawab pertanyaan tsb, ijinkan kami memaparkan terlebih dahulu perbedaan pengertian SUKACITA dengan SENANG dan PUAS. Sebab ketiganya ini memang berbeda. Manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa dan roh..dan disinilah letak perbedaan area atau levelnya.

Kalau SENANG itu levelnya daging..dan itu cepat sekali berubah. Tidak ada kesenangan yang abadi. Kita makan steak yang yummy...tapi setelah selesai kita minumi kopi pahit, maka rasa steaknya sudah hilang berganti kopi pahit. Kita memakai pakaian, gadget atau mobil model terbaru..dan (tentu saja) kita senang sekali..tetapi belum lagi setahun berjalan, kita sudah bosan dan pingin ganti yang lebih baru lagi. Demikian seterusnya.

Kalau PUAS itu levelnya jiwa. Kita dapat meraih prestasi juara pertama..mengalahkan puluhan bahkan ratusan pesaing lainnya, maka kita akan merasa puas. Kepuasan jiwa itu bisa kita "recall" lagi saat melihat piala, foto atau menonton video detik detik kesuksesan itu di umumkan. Nah..puas itu lebih long term dirasakan ketimbang rasa senang.

Kalau SUKACITA itu levelnya roh. Nah, karena roh itu sifatnya kekal, maka dampak dari sukacita itu juga bersifat kekal. Contohnya keselamatan yg dikerjakan oleh Kristus Yesus bagi kita. Saat kita mengalami kelahiran baru tsb, hati dan roh kita bersukacita. Roh kita seperti bayi yg baru lahir dan bertumbuh, makin lama makin kuat.

Wow...itulah sumber damai sejahtera dan sukacita yang abadi, baik di bumi ini..hingga di Sorga nanti. Bahkan malaikat di Sorgapun ikut bersukacita (Lukas 15:10)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Selasa, 13 September 2016

Bacaan : Matius 7:6

"Pak, saya sudah berdoa dan meminta sukacita kepada TUHAN, tapi kok hati ini makin lelah..sukacita dan damai sejahtera kok makin menjauh? Apakah saya salah dalam meminta? Atau bagaimana caranya meminta sukacita?," tulis seorang ibu lewat WA kemarin.

Saudaraku,
Untuk dapat MEMINTA yg terbaik dari BAPA, ternyata kita harus bisa MENJAGA (yang baik) yg telah kita miliki. Yup..inilah prinsip Firman Tuhan!! Banyak orang tidak dapat meminta (dengan tepat) dan menerima (dengan siap) apa yang baik dari BAPA, karena orang itu tidak menjaga yg dipercayakan BAPA kepadanya.

Tuhan Yesus berkata: "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." Apa itu barang yg kudus? Apa itu mutiara yg indah?

Barang yang kudus atau mutiara yg sangat berharga dimata Tuhan adalah tubuhmu (sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada BAPA), dan keluargamu! Yup, itulah mutiara dan barang yg sangat berharga. Jagai dan peliharakanlah mereka dengan hormat dan mulia.

Jika kita tidak menjagai dan menghormati tubuh kita atau keluarga kita sebagai harta yg paling berharga, maka sesungguhnya kita TIDAK TAHU sama sekali apa yang baik dan berharga. Dan jika kita tidak tahu apa yg baik dan berharga, maka kita juga tidak tahu bagaimana meminta sukacita dan damai sejahtera dari BAPA!

Karena itu,
Jika doa kita rasa rasanya tak didengar dan tak dijawab..inilah saatnya untuk introspeksi diri;  "Apakah aku tahu apa yg aku minta? dan apakah aku sudah siap memeliharakan yg baik dan kudus dari BAPA? Ataukah selama ini aku mengabaikannya dan bahkan melemparkan pemberianNya yg kudus dan mulia itu kepada dosa dan kenajisan? Nah, jawaban yg jujur atas pertanyaan reflektif ini, akan menolong kita untuk tahu bagaimana meminta secara tepat dan menerima secara siap.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Senin, 12 September 2016

Bacaan: Yoh 16:24, Roma 14:17

Minggu lalu, kami merasa begitu lelahnya, baik tubuh, jiwa dan roh kami. Emosi jadi labil dan tiba tiba kekosongan pun mulai merasuk. Aneh! padahal kami tak kurang sibuk. Dan perasaan seperti ini harus segera diakhiri. Maka kami berdoa agar TUHAN memberi damai sejahtera dan sukacita kembali dalam hati kami. Saat itu kami diingatkan pada perkataan Tuhan Yesus: "Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." (Yoh 16:24)

Saudaraku,
Janganlah menyangka bahwa sukacita itu bisa diupayakan sendiri. Kalau sehat maka otomatis sukacita. Kalau punya uang otomatis suka cita..kalau kerjaan lancar otomatis akan suka cita..kalau anak anak sehat dan rukun otomatis sukacita kalau makan enak dan bisa klencer kemana mana otomatis sukacita.
Itu adalah pemikiran yang SALAH! Sebab sehat, kaya, bisa makan apa saja, klencer kemana saja tidak otomatis membawanya pada sukacita. Sukacita itu levelnya ROH. Rasul Paulus berkata: "sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17). Nah, jika sukacita itu ada dilevel roh, maka tidak ada cara lain kecuali kita menyelaraskan roh kita dengan RohNya, dan meminta agar sukcita kita menjadi penuh.

Sebab itu saudaraku..
Jika hari ini engkau merasa letih lesu dan berbeban berat, jiwamu gundah, hatimu kosong dan engkau mulai kehilangan roh sukacita, maka bersegeralah datang kepada Tuhan, mintalah agar Tuhan memberi kelegaan dan memenuhkan sukacitamu...

Sungguh, Allah sumber pengharapan, akan memenuhi kamu dengan SUKACITA dan DAMAI SEJAHERA, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah limpah dalam pengharapan (Roma 15:13), bersabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa (Roma 12:12) dan bahkan tetap dapat menyala nyala dalam melayaniNya (Roma 12:11).

Amin!

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Sabtu, 10 September 2016

Bacaan: Matius 13:44-46

Lawatan Kerajaan Allah itu bukan  konsep diawang awang yg sulit untuk dijelaskan. Sebaliknya, orang yg telah mengalami kebenaran Kerajaan Allah akan mengalami perubahan hidup yg ditandai dgn damai sejahtera dan sukacita yg meluap luap. Ia bahkan rela meninggalkan apapun yang dipunyainya demi Kerajaan Allah. Apa yg dulunya dianggap utama dan yg dibanggakan dimana mana, kini ditinggalkan demi damai sejahtera dan sukacita Kerajaan Allah. Rasul Paulus yg pernah mengalami lawatan keselamatan dan kebenaran Kerajaan Allah berkata: "Tetapi apa yg dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya (Fil 3:7-8). Sebenarnya apa yg dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yg mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti. Sebab, jika yg pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yg tidak pudar itu disertai kemuliaan." (II Kor 3:10-11).

Wow!!! Tuhan Yesus jg memberikan penggambaran demikian:
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." (Mat 13:44-46)

Nah,
Masalahnya, kepekaan untuk melihat dengan mata dan menanggap dengan hati seperti itu, tidaklah dialami oleh semua orang (Yoh 12:40), oleh sebab itu berbahagialah mereka yg mendapatkan lawatan Kerajaan Allah dan yg sungguh2 mencarinya, karena keuntungannya melebihi perak dan hasilnya melebihi emas, ia labih berharga dari pada permata; apapun yg kau inginkan tidak dapat menyamainya (Ams 3:14-18)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Jumat, 9 September 2016

Bacaan: Roma 12:9-15

Kita telah belajar 4 makanan roh, agar pertumbuhan manusia roh kita menjadi makin lama makin kuat. Mungkin ada yg akan bertanya bagaimana tips praktisnya agar hal2 tsb bisa dilakukan? Hehe...ini adalah pertanyaan klasik model "banking system", dimana kita menempatkan diri pada pribadi yang enggan berpikir mendalam (dan reflektif) dan mau langsung lompat pada panduan praktis poin demi poin dalam pelaksanaannya. Nah, model pembelajaran yang demikian ini mengakibatkan olah pikir yg bermutu rendah dari sisi pengetahuan dan olah mental yg lemah dari sisi kepribadian.

Namun, jika toh itu diperlukan ditingkat awal untuk menolong kita mengenal dan memasuki praktek hidup dalam roh dan kebenaran, maka latihan rohani berikut ini akan sangat menolong. Yuk kita perhatikan kitab Roma 12:9-15, sebagai panduan latihan kita :


  1. Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
  2. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
  3. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
  4. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
  5. Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
  6. Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
  7. Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!


Nah, praktekkanlah 7 poin itu dengan sungguh sungguh, hingga menjadi value dan way of life kita.. maka itu adalah ibadahmu yang sejati, yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah (Rm 12:1)

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Kamis, 8 September 2016

Bacaan: Yohanes 15:4-5

Ketiga, Persekutuan (Fellowship)
Menyembah Allah dalam roh dan kebenaran itu tidak hanya dalam konteks ibadah, namun harus ternyatakan dalam praktek hubungan yg intim dengan Allah sehari hari. Hubungan itu digambarkan oleh Yesus seperti ranting dengan pokok pohon anggur. Yesus berkata: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Wow..ini adalah penggambaran fellowship yg indah, intim dan powerful..!

Keempat, Pengorbanan (Sacrifice).
Ujian sekaligus pembuktian pertumbuhan roh yg  sehat adalah kerelaan untuk berkorban. Jika tubuh menjadi kuat saat menerima (mendapatkan, memiliki,menguasai), maka roh itu menjadi kuat saat memberi (melepaskan, melayani, mengorbankan diri). Paulus rasul yg sangat mengerti hati Tuhan Yesus mengatakan: "..sebab IA sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima" (Kis 20:35). "Karena itu saudara2, demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yg hidup, yg kudus dan yg berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yg sejati." (Roma 12:1). Penulis kitab Ibrani juga memberikan closing statement yg sangat indah: "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yg memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yg demikianlah yg berkenan kepada Allah." (Ibr 13:15-16)

Yup..itulah karya yg (hanya bisa) dikerjakan oleh roh dlm hidup kita. Yuuuk, kita berusaha sungguh2 agar roh kita makin menyala nyala dalam melayani Tuhan.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Rabu, 7 September 2016

Bacaan: Yohanes 4:23-24

Tanpa makanan roh yg cukup, bisa dipastikan tubuh rohani kita akan mengecil dan melemah. Inilah 4 makanan roh:

Pertama, Kebenaran (Truth).
Ketika kita berbicara mengenai kebenaran, maka harus senantiasa diingat akan 2 hal ini:

Kebenaran karena Iman
Kita dibenarkan karena iman, melalui penebusan Yesus Kristus (Roma 5:1-11 dan Galatia 2:16). Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan (dibenarkan) oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yg memegahkan diri (Efesus 2:8-9).

Kebenaran karena Firman
Kebenaran yang bersumber dari Firman. Orang akan bertumbuh dalam kebenaran jika kesukaannya ialah Firman TUHAN dan yang merenungkan Firman itu siang dan malam, ia (rohnya) akan bertumbuh seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air..ia akan bertumbuh besar, menghasilkan buah pada musimnya dan tidak layu daunnya dan apa saja yang diperbuatnya berhasil (Maz 1:2-3 bandingkan jg dng Yer 17:8).

Kedua, Penyembahan (Worship)
Injil Yoh 4:24 berkata: "Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran." Apakah itu berarti menggunakan bahasa roh? Jawabnya tidak. Sebab konteks ayat tersebut adalah berbicara mengenai tempat dan tata cara penyembahan (ritual) tertentu yg dijadikan pakem kebenaran dalam menyembah Allah. Yesus ingin meluruskan bahwa dimensi esoteris (hakekat) itu lebih penting ketimbang dimensi eksoteris (bentuk atau tata ritualnya). Sebab tata cara ritual itu hanyalah alat bantu bagi kita untuk sampai pada hadirat Allah dalam Roh dan Kebenaran, jangan malah dijadikan tujuannya. Rasul Paulus dalam surat Efesus 5: 18-21 memberikan catatan penting mengenai hal tsb;
1. Penuh roh, bukan hawa nafsu (emosi).
2. Bernyanyi dan bersorak bagi Tuhan dengan segenap hati.
3. Mengucapkan syukur dalam nama Tuhan Yesus.
4. Merendahkan diri dalam takut akan Tuhan.
5. Melakukan kehendak BAPA

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Selasa, 6 September 2016

Bacaan: Yohanes 4:23-24

"Semakin saya manjadi tua, saya makin sadar bahwa kunci ibadah yg benar adalah menyembah dalam roh dan kebenaran, sebagaimana yg Yesus katakan: "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah pemyembah demikian." Kalimat ini  disampaikan oleh seorang pendeta emeritus yg menjadi ayah rohani kami, saat kemarin kami bertemu. "Nah, ini lho yg perlu diajarkan pada jemaat, dan saya senang mengikuti MK yg kamu buat, karena mengarah pada ajaran yg Yesus ajarkan. Satu lagi tolong dijelaskan mengenai menyembah dalam roh dan kebenaran itu seperti apa?" katanya.

Saudaraku,

Banyak orang (termasuk kami) berbicara tentang roh dan Roh Kudus, namun tidak betul betul mengenal dan hidup dalam roh dan kebenaran. Akibatnya kotbah/Firman yang disampaikan hanya berupa informasi dan ajuran moral saja. Jemaat yang mendengarnya akan berkata dalam...: "ya itu benar, masuk akal, sebaiknya begitu..andai bisa seperti itu.." tetapi tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam hidupnya. Kita atau gereja masih sibuk dengan layanan firman dan program yang mengacu pada penguatan indentitas saja. Urusan makan minum (untuk membesarkan diri dan organisasi) lebih diutamakan ketimbang mencari Kerajaan Allah, yang adalah kebenaran, damai sejahtera, suka cita yang dikerjakan oleh Roh.

Nah, hari ini kami akan mengulang dan menegaskan kembali bahwa roh yang ada dalam diri kita harus diberi makan dengan baik, bukannya malah otak, ego dan nafsu yg senantiasa diberi perhatian. Lalu..pertanyaannya; dengan apakah kita memberi makan roh kita agar kita bisa menjadi manusia manusia rohani yang mendapat pujian dari Allah? (Roma 2:29).

Ada 4 makanan bagi roh kita yakni: kebenaran (truth), penyembahan (worship), persekutuan (fellowship) dan pengorbanan (sacrifice). Nah, MK berikutnya akan menguraikan hal tsb satu persatu.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Senin, 5 September 2016

Bacaan: Markus 10:13-16

Di acara America's Got Talent, seorang gagis kecil bernama Heavenly Joy Jerkin (5 th), ditanya seorang juri alasan mengapa dia ikut acara ini? Tahukah ia bahwa jika ia menang, ia akan mendapat hadiah 1 juta dollar. Dengan ekspresi yg lucu dan polos Heavenly menjawab: "jika aku mendapat uang 1 juta dollar, aku tidak mau menyimpan uang itu, aku akan membelikan pakaian untuk orang2 di jalan yg tidak mempunyai pakaian." Wow..!! Bagaimana mungkin anak yg masih berusia 5 th itu bisa peduli dan empati pada orang orang miskin yg tak dikenalnya?

Heavenly pun memulai beryanyi dengan suara yg sangat indah, seindah namanya. Semua penoton berdiri memberikan standing applause kepada Heavenly. Juri yg awalnya meragukan kemampuan Heavenly memujinya : "tahukah kamu, dulu ketika aku masih anak anak, aku sering menyaksikan Shirley Temple movies on TV.." lalu Heavenly memotongnya: "aku juga nonton serial itu". Dan sang juri melanjutkan: "kamu nonton juga? Wah..tahukah kamu bahwa entah bagaimana itu terjadi, tetapi aku percaya bahwa Shirley Temple ada hidup didalammu.." Heavenly pun kembali memotong pujian itu dengan berkata: bukan Shirley Temple yg hidup dalam diriku, melainkan Tuhan Yesus." Sungguh jawaban yg mengejutkan! Juri yg lain langsung berkata :"you are really heavenly!"...dan Heavenly mendapat 4 YES dari juri.

Saudaraku,
Jika kita ingin melihat bagaimana kuasa Kerajaan Allah dinyatakan, maka tidak ada cara lain selain membawa anak2 kita datang kepada Yesus, sebab merekalah yg empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14). Dan saat kuasa Kerajaan Allah bekerja penuh atas anak2 kita, maka kebenaran, damai sejahtera dan sukacita akan mewujud sempurna dalam rumah tangga kita. Sehingga kita tdk lagi dibingungkan oleh perkataan orang: "Lihat, ia ada disini atau ia ada disana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada diantara kamu." (Luk 17:21).

Saat itu terjadi,
.. you will get BIG YES from heavenly FATHER.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Sabtu, 3 September 2016

Bacaan: Markus 4:30-34

Menggambarkan Kerajaan Allah yang berisikan kebenaran, damai sejahtera, sukacita dan kuasa memang tidak mudah. Namun ada satu penggambaran yang diperkenalkan oleh Tuhan Yesus sendiri, demikian: "Dengan apa hendaknya kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?"
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."

Wow, ini penggambaran yang luar biasa. Sebab di dalam penggambaran yg singkat tsb, termuat 4 kebenaran yang sangat dalam.

Pertama, Kerajaan Allah bukan sesuatu yang sudah jadi...yang diberikan sebagai "hadiah" bagi orang yang sudah melakukan titah Tuhan dengan setia dan sempurna. Sangat menarik Tuhan Yesus menggambrkan Kerajaan Allah sebagai benih (potensi) yang sangat kecil, yang nyaris tak tampak.

Kedua, benih (yg kecil) itu ditanamkan disini, dibumi..bukan di angan angan atau tempat yg nun jauh disana, di dimensi lain yang sebut Surga.

Ketiga, Kerajaan Allah pertumbuhannya "beyond imagination". Ia bisa hadir dalam kuasa yang lebih besar dari apa yang disangkakannya.

Keempat, ia menjadi tempat dimana segala makhluk menaruh harap untuk mendapatkan kehidupan didalamnya.

Nah, itulah gambaran Kerajaan Allah. Gambaran akan kebenaran, damai sejahtera, sukacita dan kuasa kehidupan yang bisa terwujud di bumi seperti di Surga.

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Jumat, 2 September 2016

Bacaan: Markus 9:2-13

"Pak..saya pernah mengalami pengalaman iman yg misterium tremendum et facinosum seperti itu. Bagaimana saya bisa membagikannya agar banyak orang mengalaminya (juga)? Saya ingin seperti Petrus yg membangun kemah buat menampung perasaan bahagia yg meluap luap itu", kata seorang rekan dari Bandung. 

Wuaah... kami rasa pengalaman iman yg seperti itu tidak mungkin bisa diwadahi dlm "kemah" atau diajarkan sebagai "titah". Sebab pengalaman iman spt itu adalah "sign". Ia tidak berhenti pada dirinya sendiri atau untuk kemuliaannya sendiri.

Yuk.. kita tengok kembali kisah itu tsb: "Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.  Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yg harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."

Nah, coba perhatikan...!
Allah tidak mengijinkan Petrus untuk membangun apapun untuk "memeliharakan" perasaannya. Yang harus diingat justru perintah: "Inilah Anak yang Kukasihi, DENGARKANLAH Dia." 

Jadi,
Mendengarkan dan melaksanakan apa yg Yesus ajarkan itulah yg terpenting. Sebab pengalaman iman yg sehebat apapun, tidak pernah berdiri sendiri. Ia hanyalah "sign" yg menunjuk pada Firman. Perintah Allah jelas, yakni "Dengarkanlah Dia!" Dengarkanlah Yesus dan ajaranNya..ikutilah dengan taat dan setia. Sebab jikalau kita melakukannya maka kita bukan hanya melihat kemuliaan Musa, Elia dan Yesus...namun jg kemuliaan kita.

Roma 8:30 berkata:
"Dan mereka yg ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yg dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yg dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya."

TAD-Ani

Renungan Mezbah Keluarga - Kamis, 1 September 2016

Bacaan: Lukas 1:38, 46-55

Contoh perpaduan IMAN dan AMIN yg paling nyata ada di dua kisah pembuka kitab Injil, yakni Elizabeth dan Maria. Kebetulan kedua kisah tersebut dialami oleh perempuan perempuan. Apakah ini indikasi bahwa perempuan itu mudah merasakan damai sejahtera? Yeah, mungkin saja. Kita lihat aja kisahnya, kisah yg bukan saja mendatangkan damai sejahtera, tetapi juga kisah tentang kehadiran Sang Sumber Damai Sejahtera itu sendiri, yakni Yesus Kristus.

Elizabeth awalnya ragu, tak percaya mendapati sapaan damai sejahtera Allah. Ia ragu dan membisu mengingat seluruh kenyataan fisik dan logikanya mengatakan tidak mungkin.. Tetapi toh akhirnya ber-IMAN dan mengatakan AMIN atas lawatan Allah tsb. Saat mengatakan AMIN dan ber-IMAN atas rencana Allah atas hidupnya Elizabeth mengalami pengalaman roh yang misterium tremendum et fascinosum (misteri yg menggetarkan dan membawa kedamaian)..yang belum pernah ia alami sebelumnya. Elizabeth menggambarkan lawatan damai sejehtera itu seperti surya pagi dari tempat yang tinggi untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kita kepada jalan damai sejahtera (Luk 1:78-79)

Maria yang awalnya ragu dan bertanya apa arti semuanya ini, saat mendapat salam damai sejahtera dari malaikat Gabriel..juga akhirnya menerima lawatan damai sejahtera Allah itu dengan berkata AMIN.. jadilah padaku menurut perkataanMu itu... Nah, sejak saat itu Maria mengalami damai sejahtera yg melampaui segala gundah dan ragunya. Bahkan ia bisa mendendangkan testimoni-nya demikian: "jiwaku memuliakan TUHAN dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya, sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia." (Luk 1:46-48)

Wow..
Itulah cara kerja damai sejahtera yang luaar biasa. Misterium tremendum et fascinusum terjadi diantara dua tindakan roh yakni IMAN dan AMIN.

TAD-Ani