Renungan Mezbah Keluarga - Rabu, 14 September 2016

Bacaan: Lukas 15:10

"Apakah sukacita itu sifatnya sementara atau bisa langgeng pak? Bukankah perasaan itu seperti roda yang berputar, kadang senang, kadang sedih..tergantung sama situasi dan kondisinya. Mungkin kalau sudah di Sorga sana ya pak...sukacita itu bisa kekal abadi...hehehe", komen seorang pembaca MK.  Yup...itulah pertanyaan kami juga. Adakah sukacita yang langgeng dan abadi disini dan dibumi ini?

Sebelum menjawab pertanyaan tsb, ijinkan kami memaparkan terlebih dahulu perbedaan pengertian SUKACITA dengan SENANG dan PUAS. Sebab ketiganya ini memang berbeda. Manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa dan roh..dan disinilah letak perbedaan area atau levelnya.

Kalau SENANG itu levelnya daging..dan itu cepat sekali berubah. Tidak ada kesenangan yang abadi. Kita makan steak yang yummy...tapi setelah selesai kita minumi kopi pahit, maka rasa steaknya sudah hilang berganti kopi pahit. Kita memakai pakaian, gadget atau mobil model terbaru..dan (tentu saja) kita senang sekali..tetapi belum lagi setahun berjalan, kita sudah bosan dan pingin ganti yang lebih baru lagi. Demikian seterusnya.

Kalau PUAS itu levelnya jiwa. Kita dapat meraih prestasi juara pertama..mengalahkan puluhan bahkan ratusan pesaing lainnya, maka kita akan merasa puas. Kepuasan jiwa itu bisa kita "recall" lagi saat melihat piala, foto atau menonton video detik detik kesuksesan itu di umumkan. Nah..puas itu lebih long term dirasakan ketimbang rasa senang.

Kalau SUKACITA itu levelnya roh. Nah, karena roh itu sifatnya kekal, maka dampak dari sukacita itu juga bersifat kekal. Contohnya keselamatan yg dikerjakan oleh Kristus Yesus bagi kita. Saat kita mengalami kelahiran baru tsb, hati dan roh kita bersukacita. Roh kita seperti bayi yg baru lahir dan bertumbuh, makin lama makin kuat.

Wow...itulah sumber damai sejahtera dan sukacita yang abadi, baik di bumi ini..hingga di Sorga nanti. Bahkan malaikat di Sorgapun ikut bersukacita (Lukas 15:10)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment