Renungan Mezbah Keluarga - Senin, 19 September 2016

Bacaan: Lukas 3:3-6

Banyak pengamat politik dan ekonomi mulai mengagumi cara presiden Jokowi mempersiapkan jalan memasuki Indonesia baru. Caranya? Dengan menyerukan revolusi mental (pertobatan politik dan pengampunan pajak) dan membangun infrastruktur di darat maupun di laut. Ia juga memangkas birokrasi panjang yg menjadi sarana pungli bagi para birokrat busuk dan koruptor rakus di negeri ini. Tentu saja, banyak pihak yg dirugikan dan karenanya bersegeralah bersekongkol mencari cara agar si "kecebong kupret" ini disingkirkan.

Jikalau boleh membuat perbandingan, kepemimpinan Jokowi ini seperti Yohanes Pembabtis yg awalnya dianggap "ndeso" dan "ngah-ngoh" (bodoh) namun tiba2 membuat para pemimpin baik agama maupun mafia terpaksa melakukan "pertobatan" besar2an. Coba perhatikan seruan Yohanes Pembaptis;
"Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yg berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.  Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yg berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yg dari Tuhan."

Yup!! Itulah seruan kenabian yg visioner dan revolusioner. Lembah lembah akan ditimbun, gunung gunung akan diratakan, kelokan kelokan akan diluruskan, lekak lekuk akan diratakan. Jalan2 lama yg lelet dan korup tidak akan dikenal lagi. Dan jalan2 baru yg membawa keadilan, kesejahteraan dan kebenaran, atau yg disebut sebagai jalan Tuhan sedang dikerjakan.

Saudara,
Penggambaran diatas hanyalah contoh, agar kita memahami seruan kedatangan Kerajaan Allah. Kami sadar betul, tidak semua penggambaran itu tepat, namun ada 2 poin yg ingin kami angkat, yakni: seruan pertobatan dan membangun jalan bagi Tuhan. Nah, bagaimana itu dikaitkan dgn Kerajaan Allah? Besok akan kita lanjutkan..

(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment