Bacaan: Matius 2:1-12
Kita pasti setuju dengan ungkapan "Gusti mboten sare (Allah tidak tidur)." Ini bukan hanya untuk perkara yg bersifat personal, namun juga untuk kemaslahatan orang banyak, seperti politik dan kekuasaan. Banyak orang mematok area karya Allah itu hanya sebatas pada orang orang kecil yg menderita, sementara ditataran politik dan perebutan kekuasaan, nama Allah hanya dipakai sebagai stempel pemanis atau prasyarat agar sumpah itu sah. Para rohaniawan tahu persis itu, tapi tetap tak tahu bagaimana harus menempatkan diri, tidak tahu bagaimana harus jujur dengan suara hati.
Di masa adven ini kita diingatkan bagaimana para rohaniawan disekitar Herodes ini malah "bermain" dilingkar kekuasaan ketimbang imam yg memberi arah bimbingan. Herodes saat mendengar kabar dari orang orang Majus tentang raja orang Yahudi yang baru dilahirkan, segera ia mengumpulkan para imam dan ahli Taurat untuk meminta keterangan.
Bagaimana tanggapan para imam dan ahli Taurat? Apakah mereka mengatakan tidak tahu? TIDAK! Mereka tahu betul, siapa Mesias dan dimana Ia dilahirkan, sebab itu tertulis di kitab nabi Mikha (5:1). Namun mereka punya agenda sendiri, yakni menyembunyikan kebenaran, demi langgengnya jabatan dan lancarnya setoran.
Berbeda dengan para rohaniawan, Herodes kini berhadapan dengan para Majusi, para ilmuwan. Mereka ternyata tak mudah terbeli. Bagi mereka, ilmu dan kebenaran adalah pengabdian. Karena itu, kepada merekalah Allah menyingkapkan kebenaran. Bagi mereka Gusti mboten sare. Uang, jabatan dan kekuasaan tidak membuat mereka menggadaikan kebenaran.
Saudaraku,
Semoga bangsa kita masih punya orang2 yg mencari dan mengabdi kepada kebenaran. Jika tidak ada lagi dijumpai dikalangan rohaniawan, semoga masih ada di hakim dan ilmuwan. Mungkin kepada merekalah, Allah akan menyatakan diriNYA. Sedangkan bagi koalisi Herodes dan para imam yg haus kekuasaan itu...
mereka akan ditebang sampai ke akar akarnya.
TAD-Ani
No comments:
Post a Comment