Renungan Mezbah Keluarga - Rabu, 30 November 2016

Bacaan : Lukas 9:46-48

Raja Pyrrhus dari Epirus didatangi oleh seorang kawannya yg bernama Cyneas dan ditanya, "Seandainya raja mengalahkan Roma, apakah yg akan raja kerjakan selanjutnya?"

Pyrrhus menjawab, "Sisilia berdekatan dan mudah untuk direbut."
"Dan apa yang akan raja lakukan setelah Sisilia direbut?"
"Kita akan bergerek ke Afrika dan menduduki Kartago."
"Dan sesudah Kartago?"
"Giliran Yunani akan kita takhlukkan."
"Bolehkan saya bertanya, apakah buah dari kemenangan kemenangan ini?"
"Yah, kita dapat duduk dan bersenang senang," jawab Pyrrhus.

Saudara,
Ambisi kekuasaan dan keunggulan kalau tidak dikendalikan, bisa berbahaya. Mungkin ada yg protes; "lho bukannya unggul dan menjadi yg the very best itu baik?

Saudaraku,
Mari kita belajar dari ajaran Yesus, Sang Guru kita. Waktu para muridNya ribut pingin jadi yg terbesar, sampai timbul pertengkaran, Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di sampingNya, dan berkata; "Barangsiapa menyambut anak ini dalam namaKu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut DIA yang mengutus Aku. Karena yang terkecil diantara kamu sekalian, dialah yg terbesar."

Dhuaaar!!! Itulah tamparan keras dari Sang Guru bagi para muridNya. Bagaimana engkau bisa berebut pengakuan menjadi yg terbesar, sementara untuk tanggung jawab terhadap yg paling kecil tdk dikerjakan. Ironis bukan?

Nah, jika kita refleksikan pada masa2 kampanye pilkada saat ini..maka kita bisa melihat bahwa banyak sekali janji2 surga. Keberpihakan pada orang miskin tiba2 meninggi, blusukan dan santunan banyak mewarnai berita di TV. Katanya sih nanti kalau menang, akan memberantas kemiskinan. Padahal selama ini, ia sangat kaya tetapi tak ada berita bahwa ia peduli dan berbagi buat orang2 miskin di sekitarnya.

Jadi,
Apa benar mereka itu peduli dan siap berkorban diri? Atau sesungguhnya itu hanyalah strategi seperti Raja Pyrrhus yg ingin berkuasa lebih lagi dan lagi...dan lagi....

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment