Renungan Mezbah Keluarga - Jumat, 12 Agustus 2016

Bacaan: I Kor 12:27-31

"pak TAD dan bu Ani, mengapa bahasa Roh kok tdk ditekankan di gereja kami ya?"

Saudaraku,
Bahasa Roh itu juga termasuk Karunia Roh yg diberikan Tuhan kepada gereja sesuai dengan kemurahanNya dan untuk kepentingan bersama. Mengapa hal itu tidak ditekankan dalam ajaran gereja? Karena hal itu bisa menjadi sangat subyektif jika tidak didampingi oleh karunia yg lain. Ingat tidak semua "suara" itu berasal dari Tuhan, karenanya harus dicek dengan 2 hal: 1) suara Tuhan tidak bertentangan dgn Firman yg tertulis dalam Alkitab. 2) perlu di konfirmasi dgn orang yg memiliki karunia membedakan Roh dan menafsirkan Roh. Itulah sebabnya rasul Paulus menempatkan karunia bahasa roh diantara kedua karunia tsb.

Tetapi jika gereja tidak membuka diri bagi ragam karunia roh, maka gereja akan kehilangan kuasa ilahi yg disediakan Allah bagi Gereja. Gereja yg demikian akan stagnan dan tdk memiliki kuasa dlm pemberitaan sabda Allah. Ia tak ubahnya seperti organisasi massa yg berbasiskan nilai moral, hukum dan tradisi saja.

Nah, jika gereja ingin memasuki tahapan KARUNIA ROH, maka gereja harus bertobat dan bertekad untuk:
1. Menggenapkan apa yg tertulis dalam Firman Tuhan. Gereja bukan club atau ormas yg sekedar merefleksikan FT sebagai perenungan moral dan etika, tetapi MENGGENAPKAN Firman dengan kuasa Firman! Itulah arti kata AMIN; "jadilah padaku menurut FirmanMu."

2. Menggali dengan antusias karunia karunia Roh sebagaimana yg digambarkan oleh rasul Paulus dlm I Kor pasal 12-14. Ada 9 karunia Roh bagi jemaat, ada 3 karunia tambahan untuk mereka yg memimpin jemaat, yakni karunia rasul, nabi dan pengajar. Dan semua karunia2 Roh tersebut dilandasi dgn karunia yg lebih utama lagi yakni kasih.

Hanya dengan keberanian dan ketulusan untuk melaksanakan 2 hal tsb diatas, gereja akan dihantar oleh Roh Kudus memasuki yg misteri ilahi yg menggetarkan sekaligus menggairahkan.

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment