Renungan Mezbah Keluarga - Sabtu, 6 Agustus 2016

Bacaan: I Kor 13:5,7

Kasih itu akan dijuji saat kita dihadapkan pada situasi yg sulit untuk mengampuni. Wuaah, rasanya memang tidak adil. Sudah dijahatin..eh malah dituntut mengampuni. Tuntutan hukum kasih ini nampak konyol dan hukum Musa nampak lebih masuk akal, yakni "mata ganti mata dan gigi ganti gigi."

Saudaraku, memang tidak mudah melepaskan pengampunan, sebab pengampunan kerapkali berhadapan dengan harga diri dan sakit hati. Tetapi itulah nilai utamanya kekristenan. Ajaran Tuhan Yesus malah lebih "ngeri" lagi. Saat Ia ditanya oleh Petrus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." (Mat 18:21-22)

Saudaraku, ajaran kasih dan pengampunan itu memang nampak konyol..tetapi sesungguhnya ia memuat 3 rahasia hebat:

Pertama, pengampunan itu memperlebarkan ruang kebesaran jiwa. Dan ruang ini sangat penting untuk menampung keajaiban karunia karunia Roh.

Kedua, pengampunan itu pertama tama tidak berdampak pada kebaikan dan keuntungan orang lain, namun pada kebaikan dan kesembuhan diri sendiri. Jadi orang yg paling diuntungkan dalam tindakan pengampunan adalah diri sendiri. 

Ketiga, keadilan dan pembalasan itu haknya TUHAN. Pada waktu orang melakukan tindak kejahatan pada kita, ia sesungguhnya langsung berhadapan dgn keadilan TUHAN. FT berkata: "..janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yg akan menuntut pembalasan, firman Tuhan."

Saudaraku,
Kesalahan tetaplah kesalahan, kejahatan tetaplah kejahatan..dan semua itu akan diperhitungkan oleh Tuhan dan akan dibalaskan setimpal dengan perbuatan tangan mereka (Maz 28:4). Bagian kita, adalah memilih untuk menjadi sehat, benar dan besar..dalam karunia kasih

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment