Renungan Mezbah Keluarga - Sabtu, 13 Agustus 2016

Bacaan: Matius 5:13-16

Memasuki tahap KARUNIA ROH, kita tentu membayangkan betapa indah dan hidupnya gereja. Pertanyaannya apakah ada? Bukankah spiritualitas yang esoterik (dalam dimensi roh yg menggetarkan dan menggembirakan) itu sifatnya momentum. Dan jika mementum itu hendak dipertahankan dengan cara diulang2, maka ia akan kehilangan daya pikatnya. Ia kembali dipenuhi aturan dan pengaturan untuk menjaga "momentum" pengalaman rohani yg mula2 itu? Contoh gereja A yg dahulu mendapat lawatan roh dan karunia roh yg luar biasa, kini berangsur surut. Lalu digantikan oleh gereja B...dan gereja B nanti juga akan digantikan dengan gereja C dstnya.

Nah, itu terjadi karena Gereja berhenti pada level karunia roh saja. Gereja yg hanya mengutamakan karunia bisa menjadi gereja "krupuk", yg sebentar renyah, tak lewat dari satu dua generasi menjadi mlempem. Nah agar hal itu tdk terjadi, maka gereja harus naik satu level lagi melewati level identitas maupun ritual. Tapi apa itu dan bagaimana caranya? Adakah tahap yang seperti itu? Jawabnya ada! Itulah tahap ketiga yang oleh rasul Paulus sebut sebagai tahapan KASIH. Tahap dimana smua warna tradisi dan karunia melebur menjadi satu kekuatan gerak yg namanya KASIH. Ibarat pelangi, kasih itu adalah satu sumber terang yang berwarna putih..jika warna putih (terang) itu dipendarkan, maka ia bisa menghasilkan warna warna yg disebut "mejikuhibiniu". Sebaliknya jika semua warna itu kemudian disatukan kembali, maka ia akan menghasilkan warna putih (terang). Itulah kasih. Kasih Allah menghasilkan ragam karunia bagi gereja, dan jika semua ragam karunia itu dikerjakan dgn baik, benar dan tulus, maka wajah kasih Allah lah yang akan nampak. Gereja yang memasuki tahap kasih akan menjadi gereja terang. Dan Yesus berkata: "hendaklah terangmu bercahaya didepan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Sorga." (Mat 5:16)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment