Renungan Mezbah Keluarga - Sabtu, 20 Agustus 2016

Bacaan: Matius 6:33

Menjelaskan bahwa kebenaran dan Kerajaan Allah itu berkaitan erat satu dengan lainnya, memang tidaklah mudah. Bukan karena ayat2 Alkitab kurang banyak menuliskan hal tsb, namun karena adanya perubahan paradigma (cara berpikir) manusia modern yg lebih pragmatis terhadap kehidupan dan kebenaran.

Tahukah kita, bahwa sejak tahun 1980 jajak pendapat mengatakan bahwa orang yg tidak peduli pada agama terus mengalami peningkatan. Apapun sebutan yg dipakai itu nones, agnostik, atheis, deis, atau humanis; mereka telah menyatakan ketidakpercayaan mereka pada afiliasi agama. Sebagian (30%) dari mereka masih percaya Tuhan, 20% masih berdoa, tapi sesungguhnya mereka tidak lagi mempercayai "carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu". Tuntutan kebutuhan hidup seperti makanan, minuman, pakaian atau tempat tinggal, jauh lebih konkrit untuk diutamakan ketimbang pengutamaan Kerajaan Allah dan kebenaranNya.

Beberapa tahun lalu, Washington Post juga memuat artikel yg senada, yg mengutip hasil penelitian Allen Downey, yg menjelaskan adanya 2 alasan utama mengapa banyak anak2 sekarang tidak lagi percaya kepada Tuhan. Pertama, karena kurangnya aplikasi pendidikan agama yg baik dan kedua karena internet. Menurut Downey sebanyak 20% orang tidak lagi mau terikat pada agama adalah pengguna internet. Downey mengatakan antara tahun 1990-2010 orang yg beragama bertumbuh dari 8% ke 18%, sedangkan jumlah orang Amerika yg berselancar di Web melompat dari hampir tidak ada ke 80%.

Jadi,
Mencari Tuhan dan kebenaranNya, makin lama makin memudar. Keyakinan akan Tuhan hanya diletakkan pada ranah emosi untuk meningkatkan gairah dlm mengejar tindakan moral. Selebihnya, manusia harus mengandalkan kekuatan diri sendiri.

Pertanyaannya sekarang, apakah memang perintah Yesus untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenaranNya itu tidak lagi relevan bagi kehidupan manusia modern?

(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment