Bacaan : Roma 12:4-6
2. SISTEM
Tahap berikutnya untuk membangun otoritas dalam keluarga adalah membuat sistem yang tepat. Ingat setiap keluarga adalah komunitas yang unik dan baik yang harus ditata dalam sistem yang tepat, sesuai dengan konteks dan kesanggupan masing masing keluarga. Kita tidak bisa menilai satu keluarga lebih baik dari pada lainnya, kecuali sistem nilai yg dibangunnya. Ya..benar! Yang bisa kita nilai hanyalah apakah keluarga tsb memiliki sistem relasi, komunikasi dan intimasi yang baik atau tidak. Sebab otoritas kepemimpinan dalam keluarga (baik vertikal maupun horisontal) hanya bisa berjalan jika dibangun atas sistem yang baik dan dihormati semua anggota keluarga.
Pertanyaannya: sistem yang baik itu seperti apa? dan bagaimana membangun sistem tsb dalam keluarga?
Mari kita perhatikan apa yang disampaikan oleh Alkitab. Rasul Paulus menggambarkan sistem yang paling tepat bagi keluarga dan gereja diumpamakan seperti tubuh. Tubuh yang terdiri dari berbagai macam organ yang diikat jadi satu dan menjadi kesatuan yang hidup dan bertumbuh. Jadi disini kita tidak berbicara soal otoritas hukum yang dijalankan dalam kekuasaan yang hirarkial. Iman Kristen menyatakan bahwa keluarga adalah komunitas tubuh Kristus yang hidup, kudus dan berkenan kepada (otoritas) Allah.
Sebagai tubuh Kristus, maka setiap organ menjadi penting dan utama sesuai dengan peran dan penggunaannya. Semua anggota keluarga terikat menjadi satu untuk saling melengkapi agar tubuh menjadi sehat dan berfungsi dgn baik. Itulah penggambaran sistem otoritas keluarga yang sangat brilian oleh rasul Paulus.
Sebagai tubuh Kristus, kita pun sadar dan sepakat bahwa pemimpin utama bagi keluarga adalah Kristus, Sang Kepala..
sehingga tidak relevan lagi untuk bertanya siapa yang lebih berkuasa di atas siapa.
(bersambung)
TAD-Ani
No comments:
Post a Comment