Bacaan: Yesaya 11:1-10: Ef 6:4
"Dan kamu, bapa bapa, janganlah bangkitkan amarah didalam hati anak anakmu, tetapi didiklah mereka didalam ajaran dan nasehat Tuhan."
Hati anak itu sesungguhnya lembut, dan teramat lembut. Karena itu jangan sakiti hatinya dengan penghinaan atau kata2 kutuk. Sebab jika hati anak sudah tawar dan bahkan mengeras, maka usaha menabur benih Firman pun akan seperti jatuh di tanah yg berbatu.
Dahulu..
karena sedemikian marah, saya mencambuk anak saya yg bungsu dengan sabuk. Sekali! Ya cuma sekali! Saya sendiri sudah lupa peristiwanya. Itu terjadi saat dia masih TK.
Waktupun berjalan..
Betapa terkejutnya kami, ketika suatu hari kami sedang bercengkrama dalam family time, anak bungsu kami cerita, bahwa ia masih ingat dicambuk papa. Saat itu dia sudah menginjak usia SMA.
Wuah..Ternyata apa yg pernah saya lakukan saat dia masih TK, terekam kuat dijiwanya hingga SMA. Maka saat itu juga kami meminta maaf. Bayangkan, seandainya kami tidak menanyakan hal itu (karena kami anggap tindakan kami itu wajar..atau membiarkan seolah waktu akan melupakannya), maka kepahitan akan terus ada dihatinya. Dan benih Firman Tuhan akan sulit berakar dalam hatinya. Dengan permintaan maaf dan pemulihan tsb, kami telah membuang batu batu penghalang bagi benih Firman.
Saudara,
Tugas kita sebagai orang tua bukan hanya mengolah kecukupan hidup materi anak anak. Tugas utama kita justru mengolah kelembutan hatinya. Olahlah hati anak anak dengan kasih sayang dan keteladanan. Tentu, teguran dan didikan harus diberikan, namun jangan sampai emosi dan kemarahan membangkitkan sakit hatinya, hingga tawar dan mengeras kepada sapaan kasih dan Firman.
Didiklah anak anakmu dalam ajaran dan nasehat Tuhan...dan mintakan dalam doa2mu setiap hari agar TUHAN memberikan kepada anak anakmu roh hikmat dan pengertian, roh nasehat da keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN.
TAD-Ani
No comments:
Post a Comment