Bacaan: Efesus 4:26
Akhir2 ini orang mudah sekali marah. Kalau ada orang yg menjelek2kan Ahok maka ada orang yg cepat marah. Atau sebaliknya, kalau ada orang yg membela Ahok, ada jg orang yg marah. Wuah rasanya marah telah menjadi unsur utama guna menyatakan kebenaran.. makin keras dan garang marahnya makin merasa benarlah ia.
Saudara,
Tahukah kita bahwa marah itu punya sisi buruk terhadap kesehatan? Universitas Stanford pernah melakukan suatu percobaan yg menarik. Selang pernafasan dimasukkan ke dalam hidung seseorang lalu ia diminta untuk bernafas seperti biasa, selang kemudian ditancapkan ke salju.
Jika salju tidak berubah warnanya, itu berarti emosinya sedang stabil, jika salju semakin memutih, itu berarti dia sedang merasa bersalah, jika salju berubah menjadi ungu, itu berarti dia sedang marah. Salju yg berubah menjadi ungu itu, jika disuntikkan ke dalam tubuh seekor tikus putih, dalam waktu 1-2 menit, tikus akan mati. Komposisi salju yang berubah ungu itupun sudah diteliti. Ternyata marah dapat membuat seseorang mudah terjangkit kanker.
Karena itu...
pertimbangkanlah baik baik dampak negatif dari amarah..yang berkepanjangan. Mari kita belajar mengendalikan amarah dengan:
1. Hidup rileks. Tidak semua urusan harus dijelaskan dan diluruskan. Ada area yg bisa kita jangau ada juga area yg diluar kemampuan kita.
2. Ubahlah apa yg bisa kita ubah dan terimalah dengan legowo apa yang tdk bisa diubah.
3. Ambil waktu 10 detik untuk memikirkan dampaknya, sebelum amarah meledak.
4. Marahlah secukupnya, dengan fokus pada kesalahannya dan bukan pada orangnya.
5. Peganglah nasehat Gal 6:8
"barangsiapa menabur dlm dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yg kekal dari Roh itu."
Nah,
Itu berarti marah boleh, asal terkendali oleh roh, bukan oleh daging, sehingga menghasilkan kebaikan dan perbaikan.
bukan malah penyakit.
TAD-Ani
No comments:
Post a Comment