Renungan Mezbah Keluarga - Senin, 28 November 2016

Bacaan: Yesaya 53

Betapa kita (dan umat waktu itu) terkejut mendengar gambaran Mesias yg disampaikan oleh nabi Yesaya: "Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan." (Yesaya 53:2-3)

Wuaaah.. gambaran tsb sungguh bertolak belakang dengan apa yg selama ini dinantikan oleh umat Israel. Ini TUHAN ngeledek atau bercanda ya?? Bukankah tangan kekuasaan TUHAN itu seharusnya dahsyat dan menggetarkan? Apakah TUHAN sudah kehilangan kekuasaannya? Atau ia ingin mematikan harapan Israel? Sehingga harapan akan mesias sang Pembebas, dipatahkan dengan hadirnya seorang hamba yang menderita?

Saudaraku,
Nyanyian nubuatan Yesaya (dalam pasal 49-55) ini kemudian memang banyak menimbulkan pertanyaan gugahan dan gugatan yang menarik. Dari sinilah kesadaran reflektif-teologis umat diuji di tingkat praxis. Banyak yg menafsirkan bahwa nyanyian Hamba yang Menderita ini merupakan gambar realita dan panggilan bagi Israel sendiri? Ia bukanlah gambaran akan satu orang tetapi satu bangsa.Tradisi Yahudi kemudian menafsirkan gambaran tsb sebagai gambaran bangsa Yahudi sendiri yang dipanggil menjadi hamba yang menderita demi keselamatan bangsa bangsa.

Gambaran triumphalistik yg serba hebat diubahkan menjadi gambar panggilan menjadi satu umat (bangsa) yg hadir bagi penderitaan sesamanya. Pengalaman perbudakan tsb dan gambaran akan kekuasaan tangan TUHAN dalam wujud hadirnya hamba yang menderita, sungguh mengubah cara pandang umat Israel.

(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment