Renungan Mezbah Keluarga - Selasa, 22 November 2016

Bacaan: Kejadian 50: 15-21


Melupakan dan mengampuni kesalahan orang (yang dengan sengaja dilakukan) untuk mencelakai kita, sangatlah tidak mudah. Sungguh, diperlukan kebesaran hati yang luar biasa, untuk melepas masa lalu dan melihat rancangan besar didepan yang tengah dikerjakan oleh Allah bagi kita. Biasanya yang banyak terjadi adalah hukum balas dendam; "mata ganti mata, gigi ganti gigi.!" dan hal itu memang diperbolehkan dalam hukum Musa, sebagai prinsip hukum yang paling dasar, bernama keadilan.



Karena itu kita (dan dunia) akan senantiasa kagum akan "kelangkaan" dan "keanehan" orang yang membalas kejahatan dengan kebaikan, kutuk dengan berkat, perlakuan jahat dengan kebaikan, dendam kusumat dengan rahmat. Ya, itu aneh bin langka.



Nah, mari kita belajar dari satu tokoh Alkitab yang namanya Yusuf. Kita tahu kisah keluarganya; bagaimana ia disakiti dan dibully oleh saudara saudaranya sendiri karena mimpi yang dari TUHAN dan kebenaran yang dia sampaikan, Rencana penyingkiran dan pembunuhan atas diri Yusuf dikerjakan dengan rapi oleh saudara saudaranya sendiri. Kisah hidup Yusuf selanjutnya memang bisa kita baca dalam kitab Kejadian pasal 37 sampai pasal 50. (Wow..panjang sekali kisahnya).



Saudara,

Hidup Yusuf memang bak roller coaster yang naik turun meneganggkan. Happy ending sih... karena Yusuf percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkn kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilihnya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya (Roma 8:28,30)



Lalu apa yang bisa pelajari dari Yusuf ini?



(bersambung)



TAD-Ani

No comments:

Post a Comment