Renungan Mezbah Keluarga - Senin, 20 November 2016

Bacaan: Lukas 21: 5-19


Keempat, jalan kemuridan itu melahirkan cinta yang radikal. Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid muridNya hukum kasih kepada Allah dan sesama sebagai hukum yang utama dan yang terutama dalam kehidupan, lebih dari soal kebenaran dan keadilan. Apalah artinya ketaatan pada "kebenaran Taurat" jika hal itu malah membuat manusia menjadi hakim bagi sesamanya. Apalah artinya "keadilan hukum Musa" jika ternyata hal itu hanya akan membuat manusia terjebak dalam lingkaran kekerasan yang turun temurun. Bagi Yesus, kebenaran dan keadilan itu penting, hukum Taurat Musa tidak hendak dihapuskan setitik iotapun. Namun jalan kemuridan adalah jalan cinta yang mengajak kita memasuki tahap yang lebih tinggi daripada sekedar hukum kebenaran dan keadilan. Karena itu Yesus berkata:

"Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Matius 5:38-45).



Itulah jalan kemuridan.. jalan cinta yang radikal. Jalan yang akan membuat wajah agama punya sisi sisi lembut kemanusiaan, bukan hakim penjaga kebenaran yang mengerikan..



TAD-Ani

No comments:

Post a Comment