Renungan Mezbah Keluarga - Rabu, 23 November 2016

Bacaan: Kejadian 50: 15-21


Pertama, Yusuf menerima mimpi dan meyakini panggilan ilahi

Yusuf meyakini betul bahwa mimpi yg dinyatakan Tuhan bagi dirinya pasti digenapi. Ayah, ibu dan kakak kakaknya mungkin tidak percaya, tetapi Yusuf yakin bahwa panggilanNya tak mungkin salah dan tak mudah kalah.



Kedua, Yusuf tahu bahwa ujian hidup itu mendatangkan kebaikan. Fitnah, penolakan, pembuangan dan penderitaan yang dialaminya justru menjadi batu uji yang dipersiapkan TUHAN untuk menempa Yusuf menjadi pemimpin yang tangguh dan disegani. Tidak ada jalan yg mudah bagi tempat yg terindah.



Ketiga, ini bukan sekedar sejarah tentang hidupku atau hidupmu...tetapi ini adalah sejarah TUHAN. Mother Teresa menggambarkan hidup dalam jalan dan sejarahnya TUHAN, sbb: "I'm a little pencil in the hand of writing God, who is sending a love letter to the world." Wow!! Inilah yang harus kita sadari dan terus sadari, bahwa bukan diri kita lah yang menjadi pusat sejarah kehidupan, melainkan sejarah TUHAN, kita hanya bagian kecil dari tulisan sejarah TUHAN tsb, karena itu jalani pesan dan peran hidup dengan baik dengan tetap menyadari alur besar God's story and God's history.



Keempat, yakini bahwa semuanya akan berakhir dengan baik, jika yg yg kita alami sekarang belumlah baik, maka itu berarti belum akhir dari semuanya. Miliki cara pandang yang seperti ini akanlah membantu untuk tetap optimis dan positif. Yusuf meyakini hal itu, dan berkata: "Memang kamu telah mereka-rekakan yg jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yg terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yg besar." (Kejadian 50:20).



Itulah empat point penting yang bisa kita pelajari dari Yusuf, agar kita bukan saja bisa bertahan dalam kesulitan dan penderitaan, namun malah berlimpah kasih karunia dan berkecukupan dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan dalam pelbagai kebajikan (II Kor 9:8).



TAD-Ani


No comments:

Post a Comment