Renungan Mezbah Keluarga #17A07

Bacaan: Yakobus 3:13-18

Kemarin kita sudah diingatkan akan bahaya hikmat yang bukan dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan setan. Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri disitu ada kekacuan dan macam macam perbuatan jahat (Yak 3:15-16). Nah...sekarang bagaimana kita mengenal hikmat yang datangnya dari atas? Dari Allah? Apa ciri cirinya?
  1. BIJAK
    Bijak bukan hanya berarti pandai dan mencintai ilmu, melainkan juga bergairah mengolah sumber ilmu dan terbuka pada pandangan pandangan baru (band Amsal 1:5) dengan dilandasi oleh takut akan TUHAN (Ams 1:7).
  2. BERBUDI
    Berbudi berarti mementingkan nilai nilai luhur sebagai dasar penopang hidup dan pengambilan keputusan. Nilai nilai luhur ini sangat teduh dan tidak suka gaduh, karena ia berasal dari Allah. Ia tak mudah termudah terkontaminasi oleh kepentingan dan nafsu kedagingan.
  3. LEMAH LEMBUT
    Lemah lembut dimengerti sebagai sebuah tindakan baik yang digerakkan oleh bela rasa yang sangat dalam (compassionate). Apa yang dikerjakannya sangat tepat dan substantif, bukan umbar emosi membangun opini. Jadi kelemah lembutan lahir dari kejernihan akal, kebeningan budi dan kesungguhan untuk mengasihi.
Itulah ciri dan ekspresi dari dari orang yang berhikmat. Bukan karena jabatan imam maka hikmat itu diberikan; hikmat itu dinyatakan pada semua orang yg takut akan TUHAN. Charles Spurgeon mengatakan, “Hikmat adalah keindahan hidup yang hanya bisa dihasilkan karya Allah dalam diri kita.”

Jadi, apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit,— maka hal itu akan diberikan kepadanya” (1:5).
Ingat Hikmat sejati dimulai dari dan menuju kepada kepenuhan kasih Allah.

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment