Renungan Mezbah Keluarga #17A23

Bacaan : Kejadian 13

Memulai sesuatu yg baru tentulah tidak mudah, apalagi jika kita sudah terpola pada matrix yg selama ini telah terbukti memberikan hasil. Otak dan perasaan kita itu cenderung untuk mengerjakan pola pola sama karena mendatangkan rasa aman dan nyaman. Pendek kata otak kita bekerja untuk menghindari kesulitan dan mencari kenyamanan.


Ada seorang pemuda yg meminta waktu untuk konseling. Dia adalah manager marketing satu perusahaan yang lagi mengukir prestasi yang membanggakan. Bayangkan ditengah krisis yang ada ia ditahun 2016 lalu bisa mencapi sukses 40% lebih tinggi dari apa yang ditergetkan perusahaan. Tentu itu semua adalah hasil kerja tim yang solid yang dibentuknya dengan susah payah. Tetapi di awal tahun 2017 ini, ia dipanggil pimpinannya dan ia dipindahkan pada satu devisi yang baru dan harus memulai dari nol dengan tim baru yang dibentuknya. Wuah, tentu saja dia terkejut dan stress. Baru saja menikmati hasil dengan tim kerja yang solid, kini ia harus merintis tim baru dengan resiko kegagalan yang terbuka lebar. Dalam sesi konseling itu dia meminta pendapat; apakah ia harus menolak? Pindah perusahaan? atau menerima assignment ini dengan resiko kegagagalan, mengingat devisi yang diberikan kepadanya itu memang sudah amburadul.

Saudara, mari kita belajar dari Abraham saat ia berselisih dengan Lot, keponakannya... dan  bagaimana Abraham bisa legowo dengan memberikan kesempatan kepada Lot untuk memilih bagian yang dianggapnya terbaik. Abraham harus memulai meristis “karier” hidupnya dari dasar. Apakah Abraham menyesal? Ternyata tidak! Walau ia harus menjalani gurunnya, ia menjalaninya dengan optimis bersama dengan TUHAN. Alhasil Abraham makin diberkati TUHAN dan Lot malah compang camping habis habisan. Wow!! Tentu kita ingin tahu rahasia "sukses"nya Abraham? Bagaimana ia bisa mengubah padang gurun menjadi taman Tuhan?

(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment