Renungan Mezbah Keluarga #17A14

Bacaan: Efesus 4:2, 21-32

Jadi saat kita melihat ada orang yang stress pikiran dan "nglokro" rohani, kita harus segera menarik orang itu keluar dari guanya dan menchargenya  dengan pikiran pikiran positif serta memohonkan pertolongan Roh Kudus, dengan metode rendah hati. Nah, sampai disini mungkin kita merasa belum nyambung antara stress nglokro, dengan rendah hati. Dimana nyambungnya? Bukankah lebih tepat dihibur, diajak jalan jalan? Makan enak, ketemu teman atau nonton stand up comedy?

Disinilah banyak orang salah memahami arti rendah hati. Rendah hati dipandang sebagai sikap berdiam diri, pasif, tak melawan ketimbang menimbulkan keributan, tampar pipi kanan berikan yg kiri, sikap tubuh yg menunduk dengan ilmu padi. Bukan! Bukan seperti itu!
Rendah hati itu sama dengan buah roh yang tertinggi yakni penguasaan diri. Rendah hati yang diajarkan oleh Alkitab itu meliputi:
  1. membangun motivasi mental tangguh dari dalam diri sendiri (intrinsik) 
  2. berpikir optimis yg pervasive (menular). Apa itu dan bagaimana contoh contohnya? Nanti kita akan kupas.
2. Lemah Lembut
Kelemahlembutan adalah disiplin rohani dan pikiran yang tak kalah pentingnya saat menghadapi stress pikiran dan roh. Yesus menekankan hal ini sebagai prasyarat utama bagi  kebahagiaan dan ketenangan. Dalam kotbah di bukit dihadapan orang2 yang lemah dan lelah menghadapi kehidupan Yesus bersabda: "Berbahagialah orang yang lemah lembut,karena mereka akan memiliki bumi." (Matius 5:5). Dihadapan orang yg merasa burn out dan hopeless Tuhan Yesus mengajak : "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yg Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Matius 11:28-29).
Jadi jika otak lelah buntu dan roh "nglokro" tak bernafsu maka berdoalah dan mintalah pada Tuhan, roh kelemahlembutan.

(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment