Renungan Mezbah Keluarga #17A20

Bacaan  : Ayub 42:1-6

Mengapa ada penderitaan? Mengapa TUHAN ijinkan kesulitan itu datang? Jika kita sudah mempercayai TUHAN dan melakukan semua kehendak dan FirmanNYA, mengapa kita harus berjuang dalam kehidupan? Bukankah seharusnya berkat dan mujizat; kemudahan dan kemuliaan yang mengiring jalan hidup kita. Bukankah janjiNya berkata: setiap tempat yang diinjak oleh kaki kita akan diberikan kepada kita (Yos 1:3), tidak ada seorangpun akan yang akan bertahan mengadapi kita (Yos 1:5), semua perjalanan kita akan berhasil dan beruntung (Yos 1:8), kita akan memasuki rumah yang penuh berisi berbagai barang baik yang tidak kita isi (Yos 6:11), kota kota besar yang tidak kita dirikan (Yos 6:10). Bukankah semua itu janjiNYA? Lalu mengapa kita yang hidup setia dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari jalan TUHAN, kok malah mengalami penderitaan, keterpurukan dan bahkan kehilangan kemuliaan?

Alkitab berkisah bahwa tidak semua penderitaan itu hukuman dan kutukan dari TUHAN. Adakala penderitaan dan keterpurukan itu ujian iman yang datangnya dari TUHAN. Contohnya Ayub. Ayub dikenal sebagai oleh yang saleh dan benar dimata TUHAN. Ia bahkan bergaul karib dengan TUHAN sejak masa mudanya (29:4). Tetapi Ayub mengalami ujian iman yang begitu berat. Ayub terpuruk seperti seperti orang kena kutuk  dosa? Semua kemegahannya sirna, hartanya lenyap dan anak anaknya binasa. Sekarang penyakit aneh datang menyergap. Ia kini ditertawakan orang dan dijadikan contoh bagi sebuah kegagalan. Ayub diabaikan Allah tanpa alasan yang jelas (seolah menjadi korban pertarungan ego antara TUHAN dengan Setan), sehingga ia berteriak: “Aku berseru minta tolong kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menjawab; aku berdiri menanti, tetapi Engkau tidak menghiraukan aku. Engkau menjadi kejam terhadap aku, Engkau memusuhi aku dengan kekuatan tangan-Mu. (Ayub 30:19-20). Sungguh ini adalah pergumulan teologis yg tidak gampang dicerna oleh akal.

(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment