Renungan Mezbah Keluarga #17A11

Bacaan: Yeremia 29: 1-14

Tentu tidak mudah bagi kita untuk menerima kenyataan bahwa bukan kepada kita jawaban doa itu dinyatakan. Misalkan ada seorang pendeta yg berdoa tiap hari minta agar jemaatnya ditambahkan jumlahnya. Semua pelayanan yg terbaik sudah dikerjakan. Tetapi momentum TUHAN tak kunjung datang. Baru setelah dia pensiun, jawaban atas doanya TUHAN kabulkan. Jemaat bertumbuh secara luar biasa. Dapatkan kita berkata bahwa itu adalah jawaban doa pak pendeta? Atau kita akan mengatakan bahwa pendeta tersebut gagal, dan penggantinya yg berhasil?
Ya...Begitulah kira yg dirasakan oleh bangsa Israel ketika mendengar jawaban TUHAN : "Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu". Pasti akan ada yg berkata: "hah!! lama bangeet! Lalu ngapain kita susah payah berharap, kalau TUHAN tidak menjawab doa kita dimasa hidup kita?

Saudara,
Disinilah TUHAN berkata bertahan dan berkaryalah. Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang! (Yeremia 29:5-6)

Apa artinya pernyataan itu?
Artinya dalam situasi apapun tetaplah berharap dan berkarya! Jangan diam menyerah kalah. Ingat kisah keledai yg terperosok dalam sumur tua? Dimana petani tua hendak menguburnya karena tak bisa mengangkatnya. Saat sekop-sekop tanah jatuh menimpanya, keledai itu tdk diam melainkan terus bergerak, hingga ia tak tertimbun mati, melainkan dpt berpijak pada tanah-tanah yg jatuh dari atas. Singkat kisah, ia bisa naik saat tanah yg menimbunnya itu meninggi. Nah itulah pesannya! Terusah berharap, bergerak dan berkarya...maka engkau akan melihat beban persoalan yg menindihmu itu justru akan menjadi pijakan bagi jalan keluarmu.

(bersambung)

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment