Renungan Mezbah Keluarga #17C11

Bacaan: Matius 5:1-12

Fase ketiga, Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Ketika kita sudah dipulihkan oleh TUHAN melaui fase pertama dan kedua, maka kita akan memasuki fase lemah lembut. Kita memiliki kepekaan dan kecerdasan bukan hanya intrapersonal (dimana kita mengenali siapa diri kita) namun juga kepekaan terhadap tipu daya dosa. Ini senada dengan apa yg dituliskan dalam Kolose 3:12; "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran."

Saudara,
Lemah lembut yg dalam bahasa inggrisnya dipakai istilah "meek" itu sering disalah artikan dengan "weak" (kelemahan), sehingga dianggap sebagai pribadi yg gemulai melambai, mudah dipengaruhi, tidak bernyali, bersuara pelan, tidak bersemangat dan sejenisnya. Lemah lembut bukan seperti itu! W. E. Vine, seorang ahli bahasa Yunani, mengatakan bahwa kelemahlembutan dalam Alkitab merupakan suatu sikap di hadapan Allah “ketika kita menerima perlakuan-Nya terhadap kita sebagai kebaikan, dan kita tidak menolak atau melawannya”. Selanjutnya, Vine berkata bahwa “kelemahlembutan yang diperlihatkan Tuhan dan diberikan kepada orang percaya ini adalah hasil dari KUASA. Lihat Yesus itu ‘lemah lembut’ karena Dia memiliki sumber daya tak terbatas dari Allah yang dapat dipergunakan-Nya.”

Jadi lemah lembut bukannya kelemahan yang miskin daya dan kuasa. Kelemahlembutan justru kemampuan yang luar biasa (yang digerakkan oleh hati yang takut akan TUHAN pluss kendali emosi yang tinggi) guna mengelola sumber kuasa dan kehidupan yg dianugerahkan TUHAN untuk mengelola kehidupan di muka bumi ini. Wow! sungguh suatu power sekaligus tanggungjawab yang besar. Itulah sebabnya Yesus berkata:  "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi"

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment