Renungan Mezbah Keluarga #17D10

Bacaan: Matius 21:1-11

Ketika Yesus memasuki Yerusalem mengapa ia menaiki keledai beban yang muda? Bukan dengan kuda? Mengapa Yesus memilih gambaran yang ada dalam kitab Zakharia 9:9 dan bukannya kita  Yeremia 46:4 yang berkata: "Pasanglah kuda, dan naiklah, hai pengendara-pengendara! Ambillah tempatmu dengan memakai ketopong, tajamkanlah tombakmu, pakailah baju zirahmu!" Bukankah gambaran di dalam kitab Yeremia tsb lebih pas dan lebih keren? Apalagi jika disertai dengan seruan: "Hari itu ialah hari Tuhan ALLAH semesta alam, hari pembalasan untuk melakukan pembalasan kepada para lawan-Nya. Pedang akan makan sampai kenyang, dan akan puas minum darah mereka. Sebab Tuhan ALLAH semesta alam mengadakan korban penyembelihan di tanah utara, dekat sungai Efrat." (Yeremia 46:10).
Wuah pas mantap...oh ya.. kalau disertai lagu Yahudi "HASHEM MELECH" yang artinya TUHANLAH RAJA.. Wadauuw..pasti lebih afdol (tapi inget...harus ijin ama penciptanya lho...jangan asal jiplak!).

Yesus sadar, sesadar sadarnya..bahwa Ia datang bukan karena usungan partai politik dan kelompok radikal yang haus akan kekuasaan. Yesus tahu persis bahwa seruan hosana dan sanjungan raja hanyalah alat bagi kelompok radikal untuk menciptakan kekacauan dan benturan. Karena itu Ia memilih untuk menggenapi nubuatan nabi Zakharia, yang bunyinya demikian: "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi." (Zakharia 9:9-10).

Yesus hadir dan memasuki Yerusalem dengan pesan yang sangat jelas. Ia bukan raja orbitan yang asal jiplak sana dan jiplak sini..obral janji itu dan ini. Yesus hadir dengan pesan damai kepada bangsa bangsa. Ia akan melenyapkan keangkuhan kereta kereta dari Efraim dan kuda kuda dari Yerusalem...dan mengantikannya dengan keledai beban yang muda. Sungguh gambaran yang sangatlah kontroversial. Bagi Yesus keselamatan dan kedamaian tidak akan muncul dari kekerasan dan ambisi kekuasaan, melainkan akan muncul dalam kelemahlebutan dan perdamian. Yesus hadir dengan pesan pelayanan yang jelas. Ia hadir kedunia untuk menjadi rendah, mengosongkan diri dan mengambil rupa hamba..guna melayani manusia... bukan menjadi alatnya kelompok sumbu pendek  yang menghalalkan segala cara demi kekuasaan.

Saudara...memasuki pekan suci ini, kita perlu merenungkan gambar Yesus yang ditampilkan dalam sosok hamba yang sederhana dan siap menderita ini. Gereja harus tetap memjadi Gereja yang membawa pesan damai dati Allah. Gereja jangan (malah) menjadi tunggangan kepentingan politik praktis tertentu guna mendulang dukungan di pilkada nanti. Tentu umat Gereja harus mengambil pilihan dukungan..karena itu pilihlah pemimpin yang jelas membawa pesan damai...dan bukan yang punya agenda kekuasaan dan kekerasan yang tersembunyi dibalik senyuman.

Ingat..seruan dan pujian HASHEM MELECH yang artinya TUHANLAH RAJA...hanya ditujukan kepada TUHAN yang mau menjadi manusia dan bukan untuk manusia yang bernafsu menjadi Tuhan.


TAD

No comments:

Post a Comment