Renungan Mezbah Keluarga #17D18

Bacaan: II Kor 12:9-10

Ditembok gedung Physical Therapy Rehabilitation, New York ada tulisan refleksi yg sangat dalam maknanya. Demikian tulisan itu:

Saya meminta kepada Tuhan kekuatan yang memungkinkan saya untuk melakukan hal hal besar, tetapi saya dianugerahi kerapuhan agar saya dapat belajar rendah hati.

Saya meminta kesehatan yang memungkinkan saya untuk melakukan hal hal yang luar biasa, saya diberikan kelemahan agar saya dapat belajar untuk melakukan hal hal yang lebih baik.

Saya meminta kekayaan yang memungkinkan saya untuk hidup bahagia, saya diberikan kemiskinan agar saya dapat belajar menjadi bijaksana.

Saya meminta kesuksesan yang memungkinkan saya mendapat puji pujian dari manusia, saya diberikan kegagalan agar saya dapat belajar untuk mengandalkan Tuhan.

Saya meminta semua hal yang memungkinkan saya untuk menikmati hidup, saya diberikan kehidupan agar saya dapat menikmati segala sesuatu.

Saya tidak mendapatkan apapun yang saya minta, tetapi semua yang saya harapkan didengarkan.

Terlepas dari apapun yang dikehendaki Tuhan, hampir semua doa saya yang tak terucapkan telah di jawab.

Saya adalah salah satu orang yang paling diberkati.

Wow!!..
Tulisan tsb bisa jadi diinspirasi oleh surat Paulus kepada jemaat di Korintus, dimana Paulus yang dalam kelemahan, kesukaran dan kesesakan berteriak kepada Tuhan. Namun apa jawaban Tuhan? Paulus menuliskan jawaban Tuhan dan refleksinya atas jawaban Tuhan demikian:

"Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." (2 Korintus 12:9-10)

Saudara,
Memang spiritualitas yang seperti itu kelihatannya aneh..tetapi itulah kekuatan iman Kristiani yang sesungguhnya. Kekuatan yang lahir dari proses pengenalan yang benar akan Allah dan kehidupan...bukan kekuatan yang lahir dari pemaksaan kehendak diri sendiri... apalagi dengan pengerahan massa untuk  "memaksa" Tuhan lewat tamasya kitab suci.

Had

No comments:

Post a Comment