Renungan Mezbah Keluarga #17D15

Bacaan: Lukas 23: 33-49

Penyaliban Yesus adalah sebuah kesalahan terekstrem sepanjang sejarah manusia. Ya salah waktu, salah orang, salah tempat dan salah hukuman!
Salah waktu, karena saat itu adalah hari raya Paskah orang Yahudi, yg seharusnya membebaskan orang bukan membunuh orang. Salah orang, kerena Yesus bukanlah  penjahat. Tidak ada catatan kejahatan yg pernah dilakukanNya. Salah tempat, ya..pengadilan Yesus adalah salah tempat! Kalau Ia dianggap menyesatkan, bukankah harusnya di bait Allah Ia dihakimi? Kalau dianggap menghujat, bukankah cukup dirumah Imam Besar Kayafas, lalu ditobatkan? Salah hukuman, bagi orang Yahudi hukuman bagi penyesat dan penghujat adalah dirajam batu. Bagi orang Romawi hukuman bagi pemberontak adalah cambuk.

Karena itu penyaliban Yesus adalah kesalahan terbesar sepanjang sejarah! Ini keputusan yg kental dengan kepentingan politik, ketimbang persoalan agama atau hukum. NAMUN toh, Allah mengijinkan hal itu terjadi agar manusia belajar dari KESALAHAN yang paling ekstrem yang pernah dibuat oleh manusia, dan sekaligus belajar dari KASIH yang paling ekstrem yg pernah dikerjakan Allah bagi manusia. Hanya dengan dua sisi yang sama sama eksterm itulah, manusia akan mendapatkan pencerahan dan keselamatannya. Dosa yang melahirkan intrik dan kejahatan yang paling ekstrem, berjumpa dengan kasih dan pengorbanan Allah yang paling ekstrem.

Oleh karenanya SALIB  kini menjadi simbol ekpresi iman, pengharapan dan kasih yang paling ekstrem yang diberikan oleh Allah kepada manusia..! Penulis Injil Yohanes  mencatat bahwa pemberian Allah itu sebagai pemberian yang terbaik yang pernah ada sepanjang sejarah kehidupan manusia. Jauuuuuh lebih dari pada apa yang dunia bisa berikan kepada kita.

Dan barang siapa yang menyadari hal tsb, ia akan mengalami perubahan dahsyat dalam hidupnya. Ia tidak akan menjadi pribadi yang biasa biasa saja..sebab kasih Allah yang ekstrem tsb akan mengubahnya menjadi pribadi yang ekstrem...dalam praktek iman, pengharapan dan kasihnya. Voltaire mengatakan : "the best is enemy of good".
Jadi jika kita ingin menjadi yang terbaik dalam kasih, maka jangan hanya cukup menjadi orang yang baik...
Jadilah pribadi yang total dan ekstrem dalam kebaikan..sebab hanya dengan demikianlah dunia akan melihat bahwa kasih Allah ada dan hidup dalam GerejaNya...sejak peristiwa Jumat Agung, hingga sekarang ini.
Amin.

To be the best, you must be able to handle the worst.

TAD

No comments:

Post a Comment