Renungan Mezbah Keluarga #17D04

Bacaan: Lukas 12:1-12

Dalam pelatihan "Diakonia Transformatif" kemarin di Jepara, dipaparkan bagaimana Gereja dapat membangun pelayanan diakonia yang transformatif dengan memanfaatkan apa yang ada disekitarnya. Hal ini mengingatkan percakapan kami dengan salah satu pengurus Gereja saat kami makan malam di rumahnya. Dia berkata: "pak...tidak semua pelayanan itu harus dimiliki oleh Gereja. Menurut saya, kalau memang ada orang yang sudah jelas panggilan dan dedikasinya dalam pelayanan kita dukung saja dia." Yup saya setuju dengan pendapatnya..Gereja bisa menjadi pendamping dan pendukung gerakan perubahan sosial yang sudah terjadi di masyarakat. Jadi tidak semua hal harus DIMULAI dan DIMILIKI oleh Gereja. Sebagai contoh: kalau ada orang yang telah (teruji) mengabdikan hidupnya untuk merawat dan mendidik anak anak jalanan, maka kita dukung saja pelayanan mereka. Atau kalau ada banyak pengamen yang tersebar dimana mana dan Gereja memiliki pemain pemain musik yang handal, pelatih paduan suara yang ciamik (hampir semua gereja memilikinya), maka Gereja bisa ambil bagian untuk mendampingi para pengamen jalanan tsb untuk memainkan alat musik dengan lebih baik dan atau membentuk grup musik seperti Grup Klanting yang akhirnya bisa berkompetisi di ajang bakat di tingkat Nasional. Nah itulah contoh kepedulian dan kehadiran Gereja untuk menjadi agen perubahan (transformasi) bagi lingkungannya. Yang penting adalah berani bertindak dan menjadi penggerak.

Saudara,
Sebagai komunitas tubuh Kristus, Gereja sesungguhnya (dan seharusnya) mempunyai peran RITUAL dan SOSIAL kepada masyarakat dimana Gereja itu berada. Gereja jangan hanya sibuk pada urusan RITUALnya saja. Ibadah dan aktifitas persekutuan internal yang rutin tetap dijalankan, namun peran dan ibadah SOSIAL nya jangan pula terabaikan atau diserahkan pada yayasan atau komisi yang terpinggirkan dari perhatian Gereja. Kotbah kotbah tentang disiplin rohani yang menekankan kesalehan hidup PERSONAL tetap diajarkan, tetapi juga tidak melupakan ajaran yang membangkitkan kesalehan hidup SOSIAL.

Jadi..
Apa yang sekarang harus dilakukan oleh Gereja?

  1. rumuskan ulang visi dan value Gereja dalam konteks beragaman di Indonesia.
  2. petakan apa kebutuhan dan potensi kekuatan Gereja dan juga kebutuhan dan potensi masyarakat yang menjadi lokus dimana Gereja berada.
  3. rumuskan peran dan pesan Gereja dalam mendampingi kelompok dan komunitas yang ada dimasyarakat, yang memiliki potensi perubahan nilai & culture hidup yang lebih baik dan berdampak.
  4. kerjakan bagian kita dengan gembira sambil membuka diri pada transformasi spiritual yang akan Tuhan kerjakan bagi Gereja. Ingat perubahan yang paling nyata pertama tama justru akan dirasakan oleh Gereja itu sendiri..bukan pada orang yang kita bantu/dampingi.
  5. rayakan dan tularkan karya karya transformatif kehidupan sebagai karya Tuhan bersama GerejaNya.

Wow..jika 5 hal tsb kita lakukan dengan hati yang tulus dan gembira..maka karunia karunia Roh Kudus akan deras di curahkan bagi Gereja. Gereja akan menjadi Gereja yang menjalankan peran dan pesan RITUAL dan SOSIAL nya. Dan....Gereja akan terasakan hadirnya sebagai GARAM dan TERANG dunia... bukan RAGI orang Farisi


TAD-Ani

No comments:

Post a Comment