Renungan Mezbah Keluarga #17C23

Bacaan : Matius 18:1-11
 

Teks bacaan kita mengajarkan bagaimana kita mempersiapkan diri dalam menyambut kuasa dan kepenuhan Kerajaan Allah, dengan:

Pertama, dengan bertobat dan hidup baru seperti anak kecil. Artinya penuh antusias dan kegembiraan dalam menyambut “sesuatu” yang penting dan sangat berharga dalam hidupnya.

Kedua, mendisiplin diri dengan dengan pengajaran yang sehat, yakni pengajaran yang bersumber dari Firman dan hanya Firman.

Suatu hari seorang rekan hamba Tuhan meminta ketemu untuk menanyakan bagaimana solusi terhadap 3 masalah besar (dan rumit) yang tengah dihadapinya. Dan setelah kita bertemu...memang ruwet bundet semua 3 kasus dijemaat yang sedang dihadapinya, dan semuanya berkaitan dengan keinginan untuk bercerai dan bagaimana bisa menikah lagi setelah bercerai. Boleh tidak? Bisakah diberkati di gereja? Bagaimana bunyi Tata Gereja?

Maka saya ajak dia untuk tidak "bertolak sedikit ketempat lebih dalam" (untuk mengambil jarak dari kasus kasus tsb) dan mulai mengajarkan jemaat 3 prinsip pastoral penggembalaan.

Prinsip Pertama, mengajar apa yang salah sebagai slaah dan benar aebagai benar. Bisanya orang datang kepada pendeta kalau masalah sudah rumit dan minta tolong...minta SOLUSI terhadap masalahnya..bukan untuk  bertobat. Karena itu kita harus membawa orang berdosa kepada pertobatan. Sebab itulah solusinya.

Prinsip Kedua, menyadarkan bahwa dia (mereka) membutuhkan pertolongan dan pengampunan. Sebab hanya orang yang sadar bahwa dirinya sakit yang membutuhkan pertolongan dari tabib.

Prinsip Ketiga,  hadapkan umat kepada KEBENARAN Firman dan bukan PEMBENARAN masalah, dengan mencari cari celah atau jalan keluar dari tafsir Firman atau Tata Gereja. Hadapkan pada Firman dan ajak dia untuk melihat apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan. Biarkan dia bertanya jawab dengan Firman Tuhan sendiri. Apakah yang dilakukannya itu benar menurut Firman Tuhan?

Itulah artinya hidup yang selaras dengan kebenaran Firman. Antara kebenaran Firman yang dipegang dan kebenaran hidup yang ditindakkan. Jika tangan dan kaki kita ternyata tidak sinkron dengan apa yang diajarkan oleh Firman maka "penggallah dan buanglah dia" bukan malah Firman nya yang dipenggal dan dibuang, untuk cari pembenaran dari Firman yang lainnya. Jika mata kita tidak sinkron dengan apa yang diajarkan oleh Firman, maka cukillah dia. Jangan Firmannya yang tidak dilihat atau di cungkil keluar dari Alkitab. Jika itu yang terjadi (Firmannya yang dipotong dan dicungkil) maka itu namanya PENYESATAN. Orang yang seperti itu (termasuk pendeta yang tak membawa umat pada kebenaran Firman dan lebih mencari pembenaran kasus) lebih baik diikatkan batu kilangan ke lehernya dan ditenggelamkan kedalam laut.

Jadi, mari kita belajar merendahkan diri dan mendisiplin rohani kita dengan ketat, sehingga apa yang kita ajarkan dan nasehatkan sama dan sebangun dengan KEBENARAN Firman. Sebab itulah cara yang paling tepat untuk menyambut kuasa dan pemenuhan Kerajaan Allah  di bumi seperti di Sorga. Amin.

TAD-Ani

No comments:

Post a Comment